GOWA, koranmadura.com – Sebuah video yang beredar luas di masyarakat Sulawesi Selatan (Sulsel) memperlihatkan sebuah mayat yang ditandu ramai-ramai sejauh 13 km oleh warga Kabupaten Gowa. Peristiwa ini memang terjadi, tapi waktu kejadiannya berlangsung pada 2 bulan lalu.
Dalam rekaman video yang dilansir detik.com, Kamis, 26 Juli 2018, tampak beberapa warga Gowa dari Kampung Batu Malonro menggotong sebuah tandu mayat sambil berjalan kaki di malam hari. Di video itu disebutkan keluarga tidak mendapatkan bantuan ambulans dan kejadiannya disebutkan terjadi pada 24 Juli kemarin.
Lalu, bagaimana sebenarnya kejadian ini? Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa, Hasanuddin, membantah adanya penolakan dari pihak puskesmas setempat untuk memberikan ambulans.
Bahkan kejadian ini telah berlangsung sejak beberapa bulan lalu. “Itu kejadiannya tanggal 17 Juni, dua hari setelah Lebaran,” kata Hasanuddin saat dimintai konfirmasi.
Dia juga mengatakan, keluarga mayat tidak pernah datang meminta menggunakan ambulans ke puskesmas setempat. “Keluarganya tidak datang dan mayat ini tidak pernah mendapat penolakan di puskesmas karena memang tidak pernah datang berobat. Tidak mungkin kami tolak antar dengan ambulans jika dirawat di puskesmas,” terangnya.
Dia kembali menegaskan peristiwa ini terjadi pada 2 bulan lalu dan membantah adanya penolakan dari ambulans. “Kepala puskesmas telah memberikan keterangannya bahwa tidak ada permintaan peminjaman ambulans,” tandasnya. (DETIK.com/ROS/VEM)