Oleh: MH. Said Abdullah*
PDI Perjuangan kembali mempelopori tampilnya Srikandi di pentas kepemimpinan nasional. Setelah tampilnya Ibu Megawati Soekarnoputri sebagai perempuan pertama yang menjadi Presiden Indonesia, PDI Perjuangan kini berhasil pula menampilkan Ketua DPR perempuan pertama di negeri ini.
Adalah Puan Maharani yang kini memegang palu Ketua DPR RI periode 2019-2024. Ia adalah salah satu kader terbaik PDI Perjuangan, yang sudah teruji. Ia memegang palu kepemimpinan dewan bukan hanya atas dasar kepercayaan di lingkungan internal kepengurusan partai. Puan Maharani terbukti merupakan anggota legislatif terpilih yang memperoleh suara tertinggi dalam Pemilu Lagislatif 2019.
PM, panggilan akrab Puan Maharani mempeloh 404.034 suara, di Dapil Jawa Tengah V. Sebuah gambaran riil yang menegaskan sebagai anggota DPR paling mendapat kepercayaan rakyat sehingga memiliki kelayakan menjadi Ketua DPR dalam lima tahun ke depan.
Di seluruh dunia, saat ini hanya ada lima perempuan yang pernah mendapat kepercayaan sebagai Ketua Parlemen. Pertama, Nancy Pelosi, Ketua DPR AS ke-52 dan ketua DPR perempuan pertama di AS, ketika memenangkan pemilihan pada 2007.
Kedua, Halimah Yacob, yang pada 2013, menjadi Ketua DPR Singapura. Ketiga, Finlandia juga pernah mempunyai Ketua DPR perempuan yaitu Maria Lohela yang terpilih menjadi Eduskunta (Parlemen Finlandia) pada 2015. Ketua DPR perempuan ke empat dan kelima Anna Psarouda-Benaki Ketua DPR Yunani dan Dalia Itzik Ketua Knesset (Parlemen Israel) perempuan pertama di Israel pada 2006.
Dari sini jelas kepercayaan kepada Puan Maharani sebagai Ketua DPR perempuan pertama di negeri ini merupakan prestasi luar biasa. Tampilnya Puan, memberi penegasan bahwa di internal PDI Perjuangan tak ada lagi bias gender yang mempersempit peran perempuan. Siapapun yang sungguh-sungguh bekerja keras berusaha meraih kepercayaan rakyat mendapat kesempatan luas berprestasi di internal PDI Perjuangan.
Tampilnya Ibu Megawati sebagai Presiden dan Puan Maharani Ketua DPR adalah bukti riil betapa terbuka luas bagi siapapun di PDI Perjuangan untuk berprestasi. Ini jelas sangat luar biasa. Di Amerika Serikat yang terkenal sebagai negara kampiun demokrasi saja belum pernah ada presiden perempuan. Dan PDI Perjuangan kini melengkapi sebagai pelopor di legislatif dengan tampilnya Puan Maharani.
Perjalanan sosok ibu dua anak ini bukan tanpa rintangan. Puan Maharani yang berada dalam keluarga politisi ikut merasakan perjuangan politik termasuk ketika menghadapi masa sulit di era Orde Baru. Ada proses panjang hingga Puan mencapai kondisi kematangan kepemimpinan seperti sekarang.
Di era reformasi pun rekam jejak Puan Maharani sebagai politisi tak perlu diragukan lagi. Ia ketika PDI Perjuangan berada di luar kekuasaan mampu memainkan peran sebagai anggota DPR, yang kritis pada kebijakan pemerintah. Dengan gigih saat itu terus memimpin orkestra politik PDI Perjuangan di DPR dalam memperjuangkan aspirasi rakyat.
Ketika PDI Perjuangan mendapatkan kepercayaan rakyat Indonesia memegang tampuk kekuasaan melalui Presiden Jokowi, perempuan yang hidup dalam lingkungan keluarga politisi itu dipercaya menjadi Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. Dan publik negeri ini mengetahui kinerjanya hingga akhir periode jabatan sebagai Menko.
Melalui tiga peran utama DPR yaitu legislasi, anggaran dan pengawasan, Puan Maharani, dengan pengalamannya sebagai Menko PMK tentu lebih memahami jelaga dan kendala persoalan kehidupan sosial rakyat. Sebagai Menko yang sangat akrab dengan berbagai persoalan kehidupan sosial masyarakat Indonesia Puan Maharani tentu akan makin bersemangat membawa DPR lebih sungguh-sungguh dalam memperjuangkan peningkatan kesejahteraan rakyat.
PDI Perjuangan sangat bangga dengan tampilnya Puan Maharani yang meneruskan cita-cita Kartini. Ia akan menjadi inspirasi perempuan di negeri ini untuk tampil berperan dan berkiprah bagi terwujudnya Indonesia hebat.
*Anggota DPR RI dari Madura
