Oleh :MH. Said Abdullah
Sebuah harapan baru pertumbuhan ekonomi, yang terlihat terus membaik baru saja diumumkan Biro Pusat Statistik (BPS). Dalam rilis data tahunan BPS terbaru menyatakan pertumbuhan kuartal III 2021 mencapai 3,51 persen. .
Sekalipun ada sedikit penurunan dibandingkan pertumbuhan kuartal II, namun tetap layak disyukuri dan menjadi pemacu semangat meneruskan upaya perbaikan ekonomi. Dari paparan itu tergambar jelas, Indonesia tidak masuk ke zona kontraksi. Padahal pada Juli-Agustus 2021 Indonesia mengalami puncak kasus Covid-19 yang sempat sangat menghawatirkan.
Dari paparan pencapaian pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2021, maka secara kumulatif pertumbuhan ekonomi hingga kuartal III tetap cukup menggembirakan. Pertumbuhan ekonomi hingga kuartal III 2021 mencapai 3,24 persen. Ada perbaikan signifikan dibanding tahun lalu.
Sepanjang tiga kuartal di tahun 2021, seluruh lapangan usaha memang mulai menunjukkan kinerja yang membaik dan tumbuh positif. Pertumbuhan tertinggi di sepanjang tiga kuartal di tahun 2021 ada pada sektor jasa kesehatan, yaitu sebesar 9,81 persen. Ini tak lepas dari dampak tingginya pandemi Covid-19 yang dialami dan program vaksinasi Covid-19 yang secara massif dijalankan pemerintah.
Tanda-tanda perbaikan pertumbuhan ini perlu diteruskan pemerintah dengan tetap melanjutkan vaksinasi, penyegaran ketaatan melaksanakan protokol kesehatan. Lalu, dalam mendorong pertumbuhan ekonomi pemerintah perlu kesungguhan dan konsistensi penerapan kebijakan. Antara lain tidak membuat kebijakan yang berubah-ubah terhadap perjalanan orang ke pusat perbelanjaan, syarat perjalanan menggunakan kereta api, bis umum, kapal laut dan pesawat terbang. Jadi tidak menimbulkan kebingungan kepada masyarakat luas.
Masyarakat yang ingin ke pusat perbelanjaan hanya perlu menunjukkan bukti vaksinasi hingga dosis kedua. Untuk perjalanan cukup dengan swab antigen sebagai mekanisme screening. Kemudahan ini, tanpa mengurangi pengawasan ketat terutama dalam proses swab antigen dan penerapan Prokes, diyakini akan mendorong mobilitas orang lebih mudah dan tidak terbebani biaya yang lebih mahal.
Selain dorongan kebijakan pemerintah dalam bidang ekonomi, hingga akhir tahun 2021 perlu menargetkan capaian vaksinasi covid-19 dosis pertama hingga mencapai 65 persen dan dosis kedua mencapai 45 persen dari total sasaran 208,26 juta. Sampai 8 November 2021 vaksinasi covid-19 dosis pertama telah mencapai 125,46 juta (60,2 persen) dan dosis kedua mencapai 79,34 juta (38 persen). Memang cukup menggembirakan walau tetap perlu terus diupayakan percepatan terutama vaksin dosis kedua.
Bersamaan dengan percepatan vaksinasi ini, pemerintah tetap harus terus melaksanakan operasi penegakan disiplin terhadap pelaksanaan protokol kesehatan, khususnya ditempat umum. Indikasi penurunan ketidakdisiplinan terhadap budaya Prokes mutlak perlu disegarkan untuk ditingkatkan lagi karena pandemi masih terjadi.
Kondisi saat ini belum sepenuhnya aman dari dampak pandemi baik penyebaran covid-19 dan variannya maupun dampak dasyatnya. Seluruh komponen bangsa harus belajar dari yang terjadi di negara jiran Singapura dan Malaysia, demikian pula di beberapa negara lainnya yang sampai saat ini masih kelabakan menghadapi pandemi Covid. Jangan pernah sekalipun, pemerintah, pemerintah daerah serta masyarakat kendor dalam penerapan Prokes.
Dalam kondisi sekarang, siapapun yang berada pada posisi sebagai pemimpin formal, demikian pula yang informal, masyarakat, perlu konsentrasi bagaimana memutus pandemi, agar kehidupan kembali normal. Upaya apapun termasuk pemulihan ekonomi misalnya akan kembali mengalami penurunan bila pandemi masih tetap merebak.
Di sinilah urgensi mengapa seluruh potensi bangsa, perlu berkonsentrasi mengatasi pandemi dan dampaknya. Hampir semua persoalan kehidupan saat ini, di seluruh dunia, terdampak pandemi. Upaya mengembalikan kehidupan normal mutlak harus mengupayakan pemutusan pandemi. Ayo bersama-sama berupaya keras memutus pandemi dengan mempercepat vaksinasi dan terus bersemangat menerapkan protokol kesehatan.