PALEMBANG, Koranmadura.com – Ekonomi dunia diprediksi akan mengalami resesi tahun depan. Ini berpotensi pada penurunan permintaan agregat dunia dan selanjutnya dapat berimbas pada permintaan produk ekspor. Mengantisipasi hal tersebut, Kementerian Perdagangan telah menyiapkan strategi kebijakan untuk menjaga kinerja ekspor nasional. Salah satunya melalui peningkatan akses pasar ekspor ke pasar nontradisional.
Demikian disampaikan Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga dalam kegiatan The X Lite yang diselenggarakan di Palembang, Kamis (3/11/2022).
“Salah satu mandat Presiden RI yang disampaikan kepada Kementerian Perdagangan adalah peningkatan ekspor ke negara nontradisional. Sesuai dengan mandat tersebut, Kementerian Perdagangan terus berfokus pada upaya perluasan akses pasar,” jelas Jerry Sambuaga, seperti dilansir kemendag.go.id.
Menurut Wamendag, Kemendag menyiapkan peningkatan akses pasar ekspor ke pasar nontradisional khususnya di kawasan Afrika, Asia Selatan, dan Timur Tengah.
“Potensi ekspor di pasar-pasar tersebut sangat besar. Sebagai contoh, kawasan Afrika memiliki jumlah penduduk 1,18 miliar jiwa dengan nilai produk domestik bruto (PDB) mencapai US$ 2,11 triliun pada 2021. Potensi pasar di kawasan Afrika secara keseluruhan diperkirakan bisa mencapai US$ 8,39 miliar,” terang Wamendag.
Untuk meningkatkan ekspor nonmigas, termasuk ke pasar nontradisional, Kemendag menetapkan kebijakan prioritas antara lain perundingan dan ratifikasi perjanjian perdagangan internasional, fasilitasi perdagangan luar negeri, promosi dagang, serta pelatihan serta pendampingan usaha kecil menegah (UKM) berorientasi ekspor.
Sedangkan , di kawasan Afrika, Indonesia telah memiliki perjanjian perdagangan bilateral dengan Mozambik (Indonesia—Mozambik Preferential Trade Agreement/PTA). Sementara itu, di kawasan Asia Selatan, Indonesia memiliki Indonesia-Pakistan PTA dan ASEAN-India Free Trade Agreement (FTA).
“Terbaru di Timur Tengah, Indonesia telah memiliki perjanjian perdagangan bilateral dengan Uni Emirat Arab dalam bentuk Indonesia—United Arab Emirates Comprehensive EconomicPartnership Agreement atau IUAE-CEPA,” tambah Wamendag.
Dari sisi promosi dagang, Kementerian Perdagangan secara rutin menyelenggarakan pameran dagang berskala internasional Trade Expo Indonesia (TEI). Pada 2022, TEI ke-37 dilaksanakan secara hidrida, yakni secara luring pada 19—23 Oktober 2022 bertempat di ICE BSD Tangerang, Banten dan secara daring pada 19 Oktober—19 Desember 2022.
“Total transaksi perdagangan sementara TEI 2022 mencapai US$ 3,55 miliar atau setara dengan Rp55,14 triliun. Nilai transaksi ini masih berpotensi terus bertambah mengingat TEI daring akan berlangsung hingga Desember 2022,” terang Wamendag.
Sementara, di sisi pembinaan dan pelatihan ekspor, Kementerian Perdagangan telah melaksanakan beberapa program seperti kegiatan Export Coaching Program (ECP), diseminasi informasi pasar ekspor melalui platform digital InaExport, pendampingan sertifikasi produk, dan pengembangan desain.
“Dengan adanya berbagai program yang mencetak pelaku usaha serta UKM berorientasi ekspor, diharapkan mampu mendukung upaya peningkatan ekspor nasional,” pungkas Wamendag. (Kunjana)