BANGKALAN, koranmadura.com – Keluarga pasien Samiati, warga Desa Bajeman Kecamatan Tragah, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur mengeluhkan terhadap pelayanan Puskesmas Tragah.
Sebab, pasien perempuan berumur 60 tahun itu tidak menerima jatah makan sejak 1 Januari 2024, selama menjalani perawatan di Puskesmas. Padahal, jadwal makan pasien terpampang di tembok Puskesmas.
Keluarga pasien, inisial AV mengatakan dirinya kecewa terhadap pelayanan Puskesmas Tragah. Sejak dirawat inap pasien Samiati tidak dapat makan. Sehingga, terpaksa mencari makan ke luar Puskesmas.
“Masak Puskesmas gak ada jatah makan. Kalau pasiennya tak mampu atau gak ada keluarga, kan, kasian. Masa harus jalan beli makan sendiri. Saya harus cari makan ke luar,” kata dia, Rabu, 3 Januari 2024.
Kata dia, tak heran jika banyak warga Kecamatan Tragah yang berobat ke Puskesmas sebelah, misalnya di Kwanyar. Sebab menurutnya, pelayanan di Puskesmas Kwanyar jauh lebih baik dari pada di Tragah.
“Warga Tragah lebih milih Puskesmas Kwanyar daripada ke Tragah. Awalnya nenek ku (Samiati) dibawa ke Kwanyar, tapi ditolak karena penuh. Terpaksa ke Puskesmas Tragah,” ujar dia.
Sementara Kepala Puskesmas Tragah, Vivin Sufianti mengatakan, pada 2023 pihaknya tidak mendapatkan anggaran makan bagi pasien yang menjalani rawat inap, sehingga tak bisa memberikan jatah makan.
“Kebetulan anggaran makan tidak ada. Kami sudah sosialisasikan kepada setiap pasien yang menjalani rawat inap,” ujarnya.
Namun untuk 2024 ini, pihaknya sedang berupaya agar dapat anggaran makan untuk pasien rawat inap, namun anggarannya masih belum turun. Saat ditanya besarannya, dia tidak menyebut angka secara pasti.
“Kalau anggaran pastinya saya tidak tahu, saya sedang di jalan. Takut salah sebut. Yang pasti kami sudah memberi pelayanan maksimal dan berupaya anggaran makan segera turun,” pungkasnya. (MAHMUD/DIK)