SUMENEP, koranmadura.com – Survei seismik 3D di Pulau Kangean Sumenep, Madura, Jawa Timur dilakukan tidak lain demi menjawab kebutuhan negara.
Demikian disampaikan oleh Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Jabanusa, Anggono Mahendrawan. Menurut pria kelahiran Pamekasan ini, migas tidak hanya sebatas ketahanan energi, tetapi juga memberikan efek berganda bagi perekonomian nasional.
“Survei seismik ini sebenarnya kebutuhan negara, karena kita memerlukan data lapisan batuan untuk mendukung kegiatan eksplorasi hulu migas,” ujar Anggono, Senin, 27 Oktober 2025.
Anggono menjelaskan, survei seismik sejatinya masih titik awal. Tahapannya masih panjang, bahkan bisa bertahun-tahun. Langkan ini dilakukan untuk memperoleh data lapisan batuan di bawah permukaan bumi. Data tersebut menjadi dasar bagi pemerintah dan kontraktor kerja sama (KKKS) dalam menentukan potensi sumber daya energi di suatu wilayah.
Meskipun langkah ini berisiko tinggi bagi kontraktor, tapi tetap harus dilakukan demi kebutuhan energi di masa depan. “Kalau tidak ditemukan cadangan migas, ya berarti non cost recovery. Tapi bagi negara, data yang diperoleh tetap penting untuk pengembangan energi ke depan,” katanya.
SKK Migas Jabanusa mengapresiasi langkah KEI yang berkomitmen melaksanakan survei seismik 3D tersebut. Sebab, pelaksanaan kegiatan ini membutuhkan investasi besar dan izin yang begitu ketat.
“Sebelum kegiatan dimulai, seluruh izin diverifikasi oleh SKK Migas, termasuk aspek lingkungan dan sosial,” tegasnya.
Menjabawab kekhawatiran masyarakat terkat dampak terhadap ekosistem laut, pihaknya memastikan survei seismik 3D oleh Kangean Energy Indonesia (KEI) memperhatikan aspek lingkungan. Karena seismic 3D menggunakan teknologi modern yang lebih ramah lingkungan.
“Teknologi yang digunakan adalah teknologi nirkabel, tidak memakai semacam kabel panjang (streamer) seperti metode dulu kala, oleh karena itu dampak lingkungan sangat minimal, tidak sampai merusak terumbu karang,” jelas Anggona
Selain meminimalkan dampak lingkungan, kegiatan ini juga akan melibatkan masyarakat setempat. “Kami dorong agar pelaksanaannya melibatkan warga lokal untuk membantu di lapangan. Ini bentuk manfaat langsung bagi masyarakat,” tambah Anggona
Berdampak Ganda
Selain berdampak terhadap perekomian nasional, keberadaan migas juga memberikan keuntungan jangka panjang bagi daerah terdampak. Seperti dana bagi hasil migas (DBH) yang disalurkan ke pemerintah daerah.
“DBH migas sudah menjadi bagian dari kontribusi ke APBD Kabupaten Sumenep. Selain itu, ada juga program pengembangan masyarakat atau PPM yang kami arahkan untuk daerah terdampak operasi,” katanya.
Selama ini, program pengembangan masyarakat telah berfokus di sekitar Pulau Pagerungan karena merupakan wilayah operasi KEI.
Beberapa hari terakhir ii, survei seismik 3D yang dilakukan KEI menarik perhatian publik dan aktivis lingkungan di Sumenep. Sejumlah pihak meminta transparansi proses dan memastikan kegiatan tersebut tidak merusak ekosistem laut serta memperhatikan kepentingan masyarakat kepulauan.
“Kami selalu terbuka bagi siapa pun, baik tokoh masyarakat maupun mahasiswa, yang ingin melakukan audiensi terkait rencana survei ini. Karena kami tak anti kritik selama konstruktif,” katanya. (SOE)











