
SUMENEP – Program penanaman pohon Rp 1 miliar yang dilaksanakan oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Sumenep dinilai oleh sebagian orang hanya buang-buang anggaran saja. Pasalnya penanaman pohon yang dilakukan di lokasi hutan kota, tepatnya di Desa Kebonagung, Kecamatan Kota, tidak seperti yang diharapkan.
Kini, kondisi pohon itu tak terawat dan mulai menge-ring. Bahkan tidak sedikit pohon itu yang sudah mati. Hal itu diduga karena kurangnya perawatan dari satker terkait.
”Saya cuma merasa iba saat melihat lokasi penanaman pohon itu. Karena saat ini kondisinya sudah banyak yang mati. Kalau begini, program yang menelan anggaran Rp 1 miliar sia-sia, karena dinas terkait tak serius merawatnya,” kata salah satu aktivis lingku-ngan, Abd. Rahman.
Diketahui, dalam rangka memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI) dan Bulan Menanam Nasional (BMN) tahun 2013, peme-rintah mencanangkan penanaman pohon sebanyak 1.871 bibit. Ribuan bibit itu terdiri dari lima belas jenis tanaman, diantaranya pohon bibit sawo kecik 1 pohon; kenari 1 Pohon; manglid 1 pohon; puspa 51 pohon; kayu putih 20 pohon; jati 350 pohon; mahoni 1.001 pohon; akasia 400 pohon; kayu aprika 20 pohon; rasamala 31 pohon; nangka 10 pohon; matoa 1 pohon; kemiri sunan 1 pohon; dan merbau 1 pohon.
”Mestinya, pemerintah itu tidak hanya bisa menanam, melainkan juga bisa merawatnya. Kalau sudah seperti itu kan sama halnya menghambur-hamburkan anggaran,” terangnya.
Namun, kondisi seperti itu ditanggapi dingin oleh Kepala Dinas Hutbun Sumenep Herman Poernomo. Bahkan, mantan Kepala BPPT itu mengaku tidak bisa berbuat banyak, sebab pemerintah daerah tidak menyediakan anggaran khusus untuk pe-rawatan.
Kendati demikian, Ipung sapaan akrabnya Herman Poernomo mengakui jika penanaman pohon di lokasi hutan kota saat ini sudah banyak yang mati. Itu disebabkan karena beberapa faktor, salah satunya kurangnya perawatan, juga disebabkan adanya tangan-tangan tak bertanggung jawab yang dilakukan oleh salah satu warga yang tidak peduli terhadap keles-tarian hutan.
”Anggaran khusus pe-rawatan tidak ada. Tapi untuk menjaga kelestarian hutan kota itu kami coba koordinasikan dulu dengan berbagai SKPD terkait,” katanya.
Menurutnya, perawatan kelestarian hutan kota itu tidak hanya menjadi tanggung jawab Dishutbun. Melainkan beberapa satker terkait, seperti Badan Lingkungan Hidup (BLH) dan Kantor Kebersihan dan Pertamanan (KKP).
”Memang kalau seperti penanaman pohon itu di-serahkan pada kami (Dishutbun), tapi kalau menyangkut perawatan, melibatkan beberapa SKPD yang lain. Karena ini menyangkaut penghijauan kota,” terangnya.
Kendati demikian, pihaknya ke depan berjanji akan melakukan pengawasan dan melakukan penanaman kembali. Oleh sebab itu dirinya mengimbau agar masyarakat juga ikut andil dalam meles-tarikannya. ”Kami tetap akan berusaha ke depannya,” pungkasnya.
(JUNAEDI/SYM)