JAKARTA – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengecam keras kontes menggambar kartun Nabi Muhammad SAW di Curtis Culwell Center, Garland, Texas, Amerika Serikat, Minggu (3/5).
Menurut Ketua Umum PB NU Said Aqil, ulah tersebut tidak bisa diterima umat Islam. “Jelas kami sangat menyesalkan adanya acara itu, karena itu bentuk pelecehan terhadap agama (Islam). Itu haram, karena para ulama sedunia sepakat bahwa Nabi Muhammad SAW itu tidak boleh diimajinasikan,” kata Said Aqil Siroj di Jakarta, Senin (4/5).
Lomba menggambar kartun Nabi Muhammad SAW diselenggarakan oleh American Freedom Defense Initiative, sebuah organisasi yang secara aktif terus menyebarkan kebencian terhadap Muslim di Amerika Serikat.
Presiden lembaga tersebut, Pamela Geller, mengatakan kegiatan yang diadakannya bertujuan kebebasan berpendapat sebagai respons dari kekerasan ketika menggambar Nabi Muhammad di Charlie Hebdo. Gambar terbaik dari loma tersebut diganjar hadiah sebesar 10 ribu US Dollar.
Meski akhirnya dibubarkan oleh aparat keamanan setempat, Kiai Said mempertanyakan mekanisme pemberian izin berlangsungnya sebuah acara di Amerika Serikat, sehingga kegiatan yang bersifat sensitif terhadap kerukunan umat beragama tersebut bisa berlangsung. “Saya mendengar sampai terjadi penembakan dan jatuh dua korban jiwa. Kejadian seperti itu seharusnya bisa dihindari jika pemerintah setempat lebih peka,” kritik Kiai Said.
Said Aqil menyesalkan jatuhnya 2 korban tewas dalam acara tersebut. Dua orang itu ditembak polisi karena menembaki tempat acara itu berlangsung dengan senjata api.
Meski mengecam kegiatan dimaksud, Kiai Said meminta kepada umat Islam dunia, khususnya di Indonesia dan warga Nahdlatul Ulama, untuk tidak terpancing membalasnya de-ngan tindakan bersifat anarkis. “Jangan habiskan energi kita untuk membalas hal-hal seperti itu, apalagi dengan tindakan anarkis. Percaya, Allah tidak akan membiarkan orang-orang yang melecehkan Islam,” pesannya.
(GAM/ABD)