JAKARTA, koranmadura.com – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengaku sudah bertemu dengan asosiasi perusahaan pemilik kapal di Sabah, Malaysia.
Menurut Retno, cukup banyak warga negara Indonesia yang bekerja di kapal-kapal perusahaan tersebut.
Retno meminta perusahaan untuk memasang alat sistem pendeteksi otomatis di setiap kapal yang mereka miliki.
Ia menilai langkah tersebut bisa meminimalisir potensi penculikan terhadap awak kapal oleh kelompok bersenjata.
“Jadi sekarang hal yang dapat meminimalisir dan secepatnya dapat dilakukan saat kapal dalam kondisi bahaya adalah pemasangan alat automatic identification system (AIS) di kapal itu,” kata Retno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/11/2016).
Hal ini disampaikan Retno menanggapi kembali terjadinya penculikan terhadap dua WNI di perairan Sabah, Malaysia, Sabtu pekan lalu.
Dua WNI tersebut merupakan anak buah kapal bernomor VW 1738 milik sebuah perusahaan perikanan di Sabah.
“Tampaknya harus menjadi kewajiban, mandatory bagi setiap kapal nelayan untuk memasang alat ini,” ujar Retno.
Dengan alat itu, lanjut Retno, maka setiap kapal bisa meminta bantuan kepada otoritas terkait apabila ada kapal kelompok bersenjata yang terdeteksi mendekat.
Retno mengaku asosiasi pemilik kapal di Sabah sudah menyetujui pemasangan alat deteksi ini.
Sumber: KOMPAS.com
