SUMENEP – Hujan deras yang mengguyur Kota Sumenep selama tiga jam, Minggu (3/2), mengakibatkan banjir disejumlah ruas jalan dan rumah warga. Ketinggian air akibat hujan yang turun mulai sekitar pukul 9.00 hingga pukul 12.00 itu mencapai satu meter.
Tempat yang tergenang banjir Jalan Urip Sumoharjo, Sultan Abdurrahman, DR Cipto, Trunojoyo, Kamboja, Cik Ditiro, Sultan Abdurrahman, dr. Soetomo, dan Kartini, Pasar Bangkal, alun-alun taman bunga, kantoran, dan sejumlah desa daerah Kota.Bajir tersebut disebabkan sejumlah selokan tidak dapat menampung air hujan. “Selokan meluap karena kali Marengan sebagai saluran induk tidak sanggup lagi menampung debit air yang tinggi,” kata Kepala Dinas PU Cipta Karya Zain Shaleh, Minggu (3/1).
Selokan tidak dapat menampung air selain karena hujan deras dalam waktu lama, juga disebabkan tersumbat sampah.
“Salah satu air yang tersumbat dikarenakan sampah-sampah dibuang sembarangan. Bahkan tiap hari saya melihat kali atau sungai di depan Kantor PMII Cabang banyak tumpukan sampah berserakan di sungai,” jelas Satnawi di Jalan Urip Sumoharjo.
Pantauan Koran Madura, hingga pukul 18.00 genangan air di sejumlah ruas jalan belum surut. Pengendara yang hendak melintas di Jalan Trunojoyo terpaksa polisi harus alihkan ke Jalan Lingkar Timur.
Soba, 45, warga Desa Kalianget mengatakan, daerah kota Sumenep bukan hanya kali ini diguyur hujan lebat, tapi tidak sampai menyebabkan banjir. “Tetapi tidak selebat ini, Mas. Baru sekarang saya lihat hujan lebat dan membuat kota Sumenep tergenang oleh air,” katanya.
Di Desa Pabian, genangan air sampai memasuki rumah warga dengan ketinggian air 50 cm. “Karena kan tidak biasanya hujan selebat ini, sehingga saya dan sekeluarga hanya melihat air yang kira-kira mencapai ketinggian 50 cm,” ucapnya.
Sementara di Jalan Melati Kecamatan Pajagalan air sampai menggenangi Pondok Pesantren Darud Tauhid as-Salafy. Ketinggian air mencapai satu meter dan kegiatan pesantren terganggu.
Staf Kantor Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cabang Kalianget, Kabupaten Sumenep, Endriono, memprediksi, curah hujan akan berangsur membaik pada 10 sampai 12 Februari. “Bisa saja berubah. Makanya, kami, BMKG Kalianget pantau terus,” kata Endriono, Minggu (13/1/2012).
Kali Dikeruk
Kepala PU Pengairan Edi Rasiadi tidak membantah meluapnya air di kali karena semakin danggkalnya kali. Pihaknya mengakui perlunya pengerukan kali Maraengan, dan pihaknya telah mengusulkan anggaran kepada Pemkab pada tahun anggaran 2012 lalu.
“Tapi sampai sekarang, usulan tersebut masih belum diprioritaskan oleh Pemerintah. Padahal, saya sudah membaca kemungkinan banjir mengingat kali tersebut merupakan hulu dari dari semua saluran yang ada di Kabupaten Sumenep,” tuturnya Minggu (3/2).
Selain itu, tingkat elevasi kebanyakan saluran yang ada dan kemiringannya tidak kurang dari 10 cm. Padahal, menurutnya, untuk menghindari endapan dan debit air yang diterima oleh kali Marengan harus lebih dari 10 cm. “Di hilir terlalu dangkal dan harus dikeruk,” pungkasnya.