SURABAYA — Puluhan orang yang tergabung dalam Solidaritas Masyarakat Anti Korupsi (Somasi) melakukan aksi unjuk kantor Gubernur Jawa Timur di Gedung Negara Grahadi Surabaya. Mereka menuntut agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakilnya Budiono mundur dari jabatannya, karena dinilai gagal membawa perubahan bagi bangsa. Selain itu, kedua pemimpin tidak mampu mendorong proses penegakan hukum, sehingga banyak kasus korupsi yang hingga kini berhenti penyelidikannya. Padahal, kasus-kasus korupsi tersebut melibatkan sejumlah pejabat tinggi negara yang bisa bebas berkeliaran.Selain itu, Somasi juga menuding kalangan Istana Presiden Republik Indonesia juga ikut terlibat dalam kasus-kasus korupsi yang terjadi di negeri ini dan dilakukan oleh kalangan petinggi negara. “Jika lingkungan terdekat presiden sudah terlibat kasus korupsi, bagaimana nasib rakyat yang dipimpinnya? teriak korlap aksi Suwandi dalam orasinya.
Sempat terjadi kericuhan saat salah seorang pengunjuk rasa berusaha naik pagar untuk melakukan orasi menyampaikan pernyataan sikapnya. Melihat hal tersebut, bariusan barikade polisi yang mengawal ketat jalannya aksi langsung memberikan reaksi dengan memaksa pengunjuk rasa tersebut untuk turun. hal ini menimbulkan kemarahan para peserta aksi lainnya yang langsung melakukan dorong-dorongan dengan polisi.
Berdasarkan pantauan, aksi ini sempat menarik perhatian pengguna jalan yang melintas di kawasan Jl. Gubernur Suryohingga menimbulkan kemacetan. Pengunjukrasa sengaja memilih lokasi aksi ditengah ruas jalan, sehingga membuat arus lalu lintas dikawasan itu terhambat, merambat dan harus terpecah menjadi dua jalur karena para pengunjukrasa bertahan ditengah ruas jalan. Hal ini mengakibatkan pihak kepolisian kewalahan mengatur lalu lintas.
Selain mambawa poster bertuliskan kecaman terhadap presiden SBY dan wakilnya, para pengunjuk rasa juga membawa spanduk dan agitasi yang kemudian di bagi-bagikan kepada para pengguna jalan. (neu)