SAMPANG – Dengan berbekal spanduk yang bertuliskan “Al-Falah Gagal Total”, sedikitnya tujuh orang mahasiswa yang mengatasnamakan Forum Komunikasi Mahasiswa Sampang (Forkamasa), Senin (24/6), melakukan aksi unjuk rasa menuju Pendopo Bupati dan Kantor Bupati Sampang.
Mereka menagih janji Bupati-Wakil Bupati Sampang Fannan Hasib-Fadilah Budiono (Al-Falah) setelah memasuki 100 hari setelah dilantik pada 26 Februari 2013. Mereka menganggapi, hingga saat ini tidak ada gebrakan yang spesifikasi terkait sejumlah persoalan yang ada di Kabupaten Sampang.
Forkamasa melakukan aksi mulai dari Pasar Srimangunan menuju Pendopo Bupati dan Kantor Bupati Sampang. Selama aksi, mereka menyampaikan orasi disepanjang jalan, sambil memeberikan selebaran yang berisi tuntutan terkait program bupati yang hingga saat ini masih belum bisa dirasakan masyarakat Sampang.
Selama aksi, mereka mendapat mengawalan dari aparat kepolisian Polres Sampang guna menjaga sesuatu yang tidak diinginkan. Karena tidak kunjung ditemui Bupati Sampang K.A Fannan Hasib untuk menyampaikan aspirasinya, hal ini sempat membuat pengunjuk rasa kesal dan sempat terlibat aksi dorong dengan aparat kepolisian di depan pintu kantor Bupati Sampang.
Namun, aksi tidak berlangsung lama karena jumlah aparat kepolisian lebih banyak dari para pengunjuk rasa yang datang.
Menurut M. Rizal, korlap aksi Forkamasa, ia sangat kecewa dengan perlakuan Bupati Sampang K. A. Fannan Hasib yang tidak menemui massa untuk menyampaikan aspiras. Ia mengaku, massa yang dibawa sedikit, tapi mereka mengaku masyarakat Sampang yang juga butuh menyampaikan aspirasi.
“Sudah tidak ditemui bupati, malah kami dihadapkan langsung dengan aparat kepolisian. Hal ini sebagai bukti bahwa Bupati Sampang K. A. Fannan Hasib alergi dengan aspirasi dari rakyat Sampang,” tuturnya.
Ia menegaskan, aksi tertesebut tidak ada tendensi politik. “Kami hanya menginginkan Sampang ke depan akan lebih baik. Adapun tuntutan kami selama Bupati K. A. Fannan Hasib meminpin Kabupaten Sampang dalam 100 hari ini, ada beberapa tuntutan yang ingin kami sampaikan. diantaranya pengangkatan Sekda yang tidak prosedural sampai isu mutasi besar-besaran yang terkesan bertele-tele,” ungkapnya.
Selain itu, bencana banjir yang terus terjadi di Kabupaten Sampang sepertinya tidak mendapat respon dan gebrakan dari bupati. “Buruknya kondisi sejumlah infrastruktur yang ada tanpa ada solusi jangka panjang.” tegas M. Rizal.
Masih kata M. Rizal yang juga menjabat ketua Forkamasa, dari tiga tuntutan tersebut, ia mendesak Bupati Sampang untuk memperjelas program selama 100 hari.
“Bupati Sampang segera proses mutasi para pejabat dengan cara feed and proper test dan transparan, segera berikan solusi atas persoalan banjir yang terus terjadi di Kabupaten Sampang,dan yang terakhir penanganan rusaknya infrastuktur harus diberikan solusi hingga jangka panjang,” ujarnya.
Setelah menyambaikan sejumlah aspirasi isi tuntutan di depan kantor Bupati, tanpa ada perwakilan dari pihak pemkab yang menemui mereka, akhirnya mereka membubarkan diri dengan tertib, tapi mereka mengancam akan melakukan aksi yang lebih besar lagi jika Bupati Sampang tidak menindaklanjuti tuntutan mereka.(Hol)