PAMEKASAN – Proyek pengadaan dan pemasangan pipa dan ME di IKK Tlanakan, Proppo, dan Kota Pamekasan, senilai Rp 9 miliar lebih yang bersumber dari APBN 2013, sampai awal tahun 2014 ini belum selesai dikerjakan. Pantauan di Desa Samatan, Kecamatan Proppo, proyek tersebut saat ini mangkrak dan ditinggal rekanan penggarapnya.
Pekerjaan proyek itu masih sebatas membangun tandon dan kantor, sedangkan pemasangan jaringan dan pembangun jalan akses menuju lokasi pembangunan Tandon belum dikerjakan. Pipa bercabang dengan ukuran cukup besar nampak berserakan di lokasi proyek. Demikian juga paving nampak masih ditimbun dan belum terpasang.
Direktur PDAM Pamekasan Agus Bachtiar membenarkan molornya pekerjaan proyek pengeboran sumur dan pembangun tandon dan jaringannya di Pamekasan.
Sesuai kontrak kerja yang ditandatangani rekanan pelaksana, proyek tersebut seharusnya sudah selesai pada 31 Desember 2013 lalu, dengan masa kerja selama 97 hari kalender.
Selanjutnya, hasil pekerjaan itu dapat diserahterimakan kepada Pemkab Pamekasan dengan masa pemeliharaan yang sudah ditentukan. Namun karena hingga akhir masa kontrak pekerjaan tak selesai, pemerintah pusat memberi tambahan waktu untuk diselesaikan hingga April mendatang. Jika sampai batas waktu itu belum selesai, pemerintah dapat mengalihkan kepada kontraktor lain.
Menurut Agus Bachtiar, proyek pengeboran dan pembangunan tandon dan jaringannya di Pamekasan tersebar di 5 titik, yaitu di Desa Samatan, Kecamatan Proppo, di Desa Bukek, Kecamatan Tlanakan, di Desa Larangan Badung, Kecamatan Palengaan, di Desa Galis, Kecamatan Galis, di Kecamatan Waru, dan di Desa Dempoh, Kecamatan Pasean. Total nilai proyek untuk 5 titik itu diatas Rp 20 miliar.
Proyek pengadaan dan pemasangan pipa dan ME di IKK Tlanakan, Proppo, dan Kota Pamekasan, sebesar Rp 9 miliar lebih dan di Kecamatan Galis sebesar, Rp 2,5 miliar. Sedangkan rincian dana proyek di titik-titik lainnya belum diurai secara rinci dengan alasan lupa.
Ia menambahkan pekerjaan proyek di semua titik sudah tergarap sekitar 90 persen. Sedangkan pengeboran sumur, pemasangan tandon, dan pemasangan pipa sudah dilakukan dan hanya menyisakan pemasangan koneksivitas serta penyelesaian akhir.
Ditanya soal pemanfaatan tandon dan pengeboran di wilayah Waru yang dinilai kurang memberi manfaat kepada masyarakat sekitar, menurut Agus Bachtiar, itu sudah berdasar hasil survei dan bukan sekedar berorientasi pada proyek semata. “Pasti bermanfaat, disana banyak masyarakat yang membutuhkan,” katanya.