JAKARTA – Serangan demi serangan yang dilancarkan mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum terhadap partai tersebut cukup memerahkan telinga para petinggi partai itu. Namun juru bicara Partai Demokrat Ruhut Sitompul mengaku, serangan Anas tersebut tidak berpengaruh dan tidak perlu ditanggapi.
Hal itu diungkapkan Ruhut di Jakarta Senin (31/3). “Lolongan Anas itu sama sekali enggak mengganggu kami. Dia mengharap kami menanggapi, tapi cukup saya sebagai jubir yang menanggapinya,” ujarnya.
Mantan politisi Partai Golkar itu mengumpamakan Anas sebagai pendekar yang sedang mabuk dalam dunia persilatan. Pasalnya Anas, menurut Ruhut, selalu merekayasa isu dan antara keterangan yang satu dengan keterangan yang lain selalu berubah-ubah dan begonta ganti.
Dia mencontohkan soal pernyataan tentang mobil Toyota Harrier milik Anas. Mulanya, kata Ruhut, Anas mengaku memiliki mobil Toyota Harrier itu dari mantan Bendahara Umum DPP Partai Demokrat M Nazarudin. Mobil Harrier itulah yang kemudian diduga sebagai gratifikasi yang diterima Anas dalam proyek Hambalang. “Tapi sekarang enggak ada hujan enggak ada petir tiba-tiba ngomong kalau uang muka pembelian Harrier itu dari Pak SBY (Ketua Umum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono). Ini dia (Anas) lagi mabuk,” ujarnya.
Pada bagian lain, Ruhut juga membantah pernyataan Anas yang menyebutkan bahwa Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberikan misi khusus dalam kasus Bank Century sewaktu Anas masih menjabat Ketua Fraksi Demokrat di DPR sekaligus anggota Tim Pengawas DPR untuk Kasus Bank Century. Menurut Ruhut, posisi Anas di timwas itu hanya sebagai pelengkap, Anas juga ia sebutkan jarang berbicara saat timwas menggelar rapat.
“Anas ini sudah masuk jurang, sekarang dia mau narik semua orang untuk ikut masuk ke dalam jurang. Tidak perlu ditanggapi,” tandasnya.
Anas masih ditahan di rumah tahanan KPK setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap dalam proyek pembangunan pusat olahraga di Hambalang dan tindak pidana pencucian uang. Ia merasa dikorbankan dalam kasus dugaan gratifikasi yang membelitnya. Pengacara Anas, Firman Wijaya, mengatakan, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas menerima uang 200.000 dollar AS.
Informasi soal Ibas tersebut sudah disampaikan Anas kepada tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi saat menjalani pemeriksaan sebagai tersangka atas kasus dugaan gratifikasi terkait proyek Hambalang dan dugaan pencucian uang di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Jumat (28/3).
Namun, Firman tidak menjelaskan terkait apa uang itu diterima Ibas. Dia hanya mengatakan, Ibas menerima uang di Jalan Ciasem. Anas juga menyebut SBY memberikan uang muka sebesar Rp 250 juta untuk membeli Toyota Harrier bagi Anas. Oleh Anas, kata Firman, uang itu digunakan sebanyak Rp 200 juta. Firman mengklaim bahwa uang itu merupakan wujud terima kasih SBY atas usaha Anas memperjuangan kemenangan Demokrat pada Pemilu 2009.