PAMEKASAN – Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pemkab Pamekasan, Akmalul Firdaus meminta masyarakat agar selalu waspada terhadap peristiwa kebakaran saat memasuki musim kemarau. Peringatan ini disampaikan menyusul peristiwa kebakaran yang menghanguskan dua rumah milik warga Desa Palengaan Laok, Kecamatan Palengaan.
Ia meminta masyarakat selalu berhati-hati dan memperhatikan hal-hal yang dapat memicu kebakaran seperti kompor gas, sambungan listrik termasuk saat membakar sampah rumah tangga hendaknya dilakukan di tempat yang aman. Sebab api bisa saja menjalar ke tempat lain akibat termasuk ke pemukiman melalui tiupan angin kencang. Sehingga masyarakat harus betul-betul waspada karena kebakaran bisa saja terjadi dengan pemicu yang sepele.
Selain itu, pihaknya juga meminta kepada pihak PLN setempat agar selalu memeriksa jaringan listrik yang disinyalir berbahaya dan mengakibatkan pada sesuatu yang tidak diinginkan. “Seperti kompor dan sejenisnya, itu juga bisa menjadi pemicu kebakaran. Demikian juga dengan arus listrik, apalagi saat ini sangat rawan,” ungkapnya.
Terkait penggunaan listrik dalam rumah tangga, pihaknya mengingatkan masyarakat agar tidak memaksakan diri menggunakan kabel yang tidak layak. Sebab, kabel yang tidak memenuhi standart rawat terjadinya arus pendek yang bisa mengakibatkan kebakaran. Pihaknya juga mengingatkan masyarakat agar mematikan kompor setelah digunakan. Terlebih saat hendak bepergian penggunaan kompor harus dipastikan dalam keadaan mati dan tidak ada kebocoran gas.
Seperti diberitakan, dua rumah gedek milik Abd Salim dan Moh Abdullah, di Dusun Kalampok, Desa Palengaan Laok, Kecamatan Palengaan, rata dengan tanah akibat dilalap si jago merah, Minggu (17/5).
Peristiwa yang terjadi pada pukul 11.00 WIB tersebut, diduga kuat akibat arus pendek listrik yang mengakibatkan seluruh isi rumah habis terbakar. Selain itu, untuk memasuki lokasi kejadian yang tidak bisa dimasuki mobil pemadam kebakaran dan truk tangki, mengakibatkan warga bersama petugas bahu membahu memadamkan api dengan peralatan manual. Warga kesulitan untuk menjinakkan api yang sangat cepat menyebar dengan tiupan angin kencang. Akibat peristiwa nahas tersebut, korban mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah. Sebab kondisi rumah rata dengan tanah.
(A. FAUZI M/RAH)