JAKARTA, koranmadura.com – Kontingen Merah-Putih berambisi untuk mengembalikan kejayaan prestasi bidang olahraga nasional dan kesempatan tersebut datang saat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games ke-18 pada 2018 mendatang.
Ambisi prestasi olahraga itu tertuang dalam target Satuan Tugas Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) yang menetapkan target peringkat 10 besar dalam Asian Games 2018.
Ketua Satlak Prima Suwarno memperkirakan target medali yang harus diperoleh Kontingen Indonesia pada Asian Games 2018 sebanyak 16 medali emas untuk dapat mencapai peringkat 10 besar Asia.
“Kami sudah memperhitungkan cabang-cabang olahraga apa saja yang akan menjadi kantong medali emas bagi kontingen Indonesia,” kata Suwarno dalam Rapat Koordinasi Nasional Pembinaan Olahraga Nasional Menuju Program Indonesia Emas 2018 di Jakarta.
Pernyataan Suwarno itu mengacu pada cabang olahraga yang menunjukkan prestasi bagi Kontingen Indonesia pada SEA Games 2015 di Singapura yaitu kayak, rowing, dan perahu naga yang tergabung dalam kelompok cabang dayung. Kemudian, cabang judo dan cabang bulu tangkis.
Namun, Suwarno mengharapkan peningkatan prestasi pada cabang menembak yang hanya mengirimkan tiga atlet pada SEA Games 2015.
Berdasarkan perolehan medali pada Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, kontingen peringkat 10 sampai kontingen peringkat lima meraih 10 hingga 18 medali emas.
Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Pemuda dan Olahraga Djoko Pekik Irianto, dalam paparan Rakornas Pembinaan Olahraga Nasional Menuju Program Indonesia Emas 2018, menyebutkan 11 cabang prioritas bagi Indonesia dalam Asian Games ke-18.
Sebelas cabang yang telah ditetapkan Kemenpora itu antara lain bulu tangkis, angkat besi, panahan, berkuda, judo atau taekwondo, dayung, balap sepeda, bridge, karate, wushu, dan pencak silat.
Kemenpora, menurut Djoko, juga telah menetapkan 10 program untuk mewujudkan sukses prestasi Asian Games yang akan digelar tiga tahun mendatang itu.
Sepuluh program Kemenpora itu dilandasi sinergi antar-pemangku kepentingan olahraga melalui Program Indonesia Emas ke Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), Komite Olimpiade Indonesia (KOI), cabang-cabang olahraga, kementerian-kementerian terkait, legistlatif, serta masyarakat.
“Formula untuk meraih kesuksesan target 10 besar Asian Games 2018 yaitu PANTAS,” kata Djoko.
Djoko menguraikan formula PANTAS itu terdiri dari (1) priortias cabang unggulan, nomor potensi, dan manajemen pelatihan; (2) pemilihan atlet-atlet potensial untuk menyabet medali; dan (3) penetapan standar atlet dan pelatih.
Kemudian, (4) pemberian perlakuan khusus seperti pelatihan performa tinggi, sport science, pemusatan pelatihan di luar negeri, dan pendatangan pelatih asing; (5) pemenuhan kebutuhan atlet seperti sarana dan prasarana, uang saku, kecukupan nutrisi, aspek psikologi, dan pencegahan doping.
Dukungan Daerah Target sukses prestasi nasional dalam Asian Games 2018 itu akan berjalan lambat jika para pelaksana hanya ada di tingkat nasional baik dari Kemenpora, KONI, Satlak Prima, dan pengurus pusat cabang olahraga yang membina atlet pelatihan nasional.
Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi pada pembukaan Rakornas Pembinaan Olahraga Nasional Menuju Program Indonesia Emas 2018 mengharapkan dukungan pembinaan awal atlet-atlet nasional dari pemerintah kabupaten, pemerintah kota, dan pemerintah provinsi.
“Kami akan terus mendorong pemerintah kabupaten dan kota untuk membina cabang olahraga potensi daerah sebagai cabang unggulan bertaraf nasional dan internasional seperti diamanatkan UU No. 3/2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional,” kata Menpora.
Menpora menyontohkan potensi pengembangan dan pembinaan cabang olahraga anggar yang terdapat di Kabupten Sekadau Provinsi Kalimantan Barat.
Harapan dukungan dari daerah juga disampaikan Suwarno agar KONI provinsi, KONI kabupaten, KONI kota, dan dinas-dinas olahraga daerah di Indonesia berpacu melahirkan atlet handal untuk kontingen Merah-Putih dalam turnamen-turnamen multi-cabang olahraga seperti SEA Games, Asian Games, hingga Olimpiade.
“Saat kontingen Indonesia menurunkan atletnya di SEA Games XXVIII Singapura 2015, hanya lima daerah yang belum memberikan andil. Hal itu yang harus berpacu lagi dalam melahirkan atlet elit nasional yang nantinya bisa diandalkan di multi event internasional,” kata Suwarno.
Sementara, Komite Olimpiade Indonesia (KOI) bersedia mendukung pembinaan atlet muda dari seluruh daerah di Indonesia dengan penyediaan informasi lebih awal tentang turnamen-turnamen internasional yang akan diikuti Kontingen Indonesia.
“Kami juga memberikan kesempatan kepada daerah untuk turut mempersiapkan Asian Games 2018 antara lain dengan relawan. Kami akan merekrut 35 ribu relawan dari kalangan atlet, ofisial, dan pembina olahraga untuk bekerjasama interaktif dengan 45 negara di Asia,” kata Ketua Umum KOI Rita Subowo.
Rita mengatakan penyediaan anggaran infrastruktur terkait Asian Games 2018 ada pada empat provinsi yang menjadi tuan rumah yaitu DKI Jakarta, Sumatera Selatan, Banten, dan Jawa Barat.
Dukungan Anggaran Ambisi membidik peringkat 10 besar Asian Games 2018 itu juga membutuhkan dukungan penganggaran melalui DPR RI, Kementerian Keuangan, dan Kemenpora.
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Ridwan Hisjam, dalam Rakornas Pembinaan Olahraga Nasional Menuju Program Indonesia Emas 2018, memaparkan sejumlah anggaran terkait Asian Games 2018 dalam rincian anggaran tambahan Kemenpora pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Perubahan 2015.
Berdasarkan rapat kerja Komisi X DPR RI pada 12 Februari 2015, Kemenpora mendapat tambahan anggaran lebih dari Rp1,2 triliun dalam APBN Perubahan 2015.
Rincian anggaran itu antara lain Persiapan Penyelenggaraan Asian Games 2018 sebesar Rp381,964 miliar, Penguatan KONI dalam rangka Asian Games 2018 sebesar Rp102 miliar, dan Program Indonesia Emas (Prima) sebesar Rp395 miliar.
Dalam catatan Kementerian Keuangan, tambahan anggaran lebih dari Rp1,2 triliun dalam APBN Perubahan 2015 untuk Kementerian Pemuda dan Olahraga terdiri anggaran Persiapan Tuan Rumah Asian Games 2018 sebesar Rp878,946 miliar dan Tambahan hasil pembahasan DPR sebesar Rp374 miliar.
Dukungan anggaran itu membuktikan keseriusan Indonesia untuk mewujudkan sukses penyelenggaraan Asian Games 2018, termasuk sukses kampanye Pesta Olahraga Asia ke-18 itu.
KOI mulai mengkampanyekan Asian Games 2018 pada 9 September 2015 berupa pengenalan logo 18, maskot cendrawasih, ataupun pawai obor.
Rita Subowo mengatakan susunan Panitia Asian Games 2018 terdiri atas tiga deputi yaitu deputi olahraga dan stadion, deputi keuangan atlet, dan deputi layanan pertandingan.
“Komite Olimpiade Asia memberikan kemudahan bagi Indonesia hanya untuk pembangunan wisma atlet, velodrome, dan stadion akuatik. Tempat penyelenggaraan lain hanya diperbolehkan menggunakan sarana yang sudah ada atau renovasi,” kata Rita.
Rita menambahkan prinsip penyelenggaraan Asian Games di Indonesia terdiri atas tiga yaitu (1) bersih baik keuangan, lingkungan, serta bersih dari doping; (2) transparansi untuk mengawal siapa pun dalam penyelenggaraan Asian Games; dan (3) peninggalan bagi lingkungan dan masyarakat.
Program, anggaran, dan kampanye yang direncanakan demi kesuksesan prestasi dan penyelenggaraan Asian Games di Indonesia diharapkan dapat mengembalikan kejayaan olahraga nasional sebagaimana pada era sebelum reformasi.
(IMAM SANTOSO/ANT)