JAKARTA, koranmadura.com – Manuver TGH Muhammad Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang (TGB) mendukung Jokowi 2 periode mendapat tanggapan beragam. Ada yang membully, ada yang menyukai. Bagaimana menurut Ali Muchtar Ngabalin?
Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden (KSP) itu mengatakan bahwa manuver TGB yang mendukung Presiden Joko Widodo bukan keputusan sesaat. Menurtunya, keputusan yang diambil Gubernur NTB itu pasti melalui istikharah.
“Jadi saya percaya kalau beliau mengambil satu keputusan itu pasti lewat istikharah. Sebagai orang beragama, saya merinding karena itu saya tidak ragu,” kata Ali Muchtar Ngabalin di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu 7 Juli 2018.
Sebagai alumni Universitas Al-Azhar Kairo, TGB bukanlah orang sembarangan. Ia memiliki kemampuan hafidz quran. Alasan TGB mendukung Jokowi karena memang telah merasakan manfaat anggaran yang pro terhadap pembangunan daerah.
“TGB ini teman, adik, dan sahabat saya. Anda mesti ingat baik-baik bahwa, saya semangat kalau bicara ini karena begini, dia kan pernah menjadi, masih menjadi gubernur dua periode, selama kepemimpinannya menjadi gubernur di NTB beliau merasakan bahwa anggaran pendapatan belanja negara kemudian distribusi anggaran dari pusat, sejumlah proyek-proyek kegiatan untuk NTB itu, dirasakan bahwa luar biasa manfaatnya bagi kepentingan masyarakat di NTB,” imbuhnya.
Ngabalin pun meminta agar jangan membully. Katanya, hormati keputusan TGB dalam mendukung Jokowi.
“Kalau hal yang sama dia memasang dukungan kepada Presiden Joko Widodo untuk harus dua periode, saya pikir itu sah-sah saja dan tidak perlu harus ada yang mem-bullynya dan lain-lain, itu hak pribadi yang harus dihormati,” ujar Ngabalin.
Soal dukungan TGB terhadap Jokowi ini sempat ditentang oleh Persaudaraan 212. Namun Ngabalin memandang tak ada urusan alumni 212 dengan dukungan seseorang. Ia mengimbau pihak-pihak mengkritik dengan isu yang bagus demi bangsa ke depan.
“Pakailah lah isu-isu yang bagus dalam mengantarkan kehidupan berbangsa dan bernegara. Makannya saya keberatan kalau pak Amien Rais menggunakan Persaudaraan Alumni 212 untuk men-delcare menunjuk-nunjuk capres cawapres, saya keberatan karena tokoh-tokoh yang baik itu manusia-manusia yang lisan dan perbuatannya bisa diikuti oleh rakyat,” sebut dia. (DETIK.com/SOE/DIK)