SUMENEP, koranmadura.com – Sejumlah siswa Lembaga Pendidikan Pesantren Nurul Ulum, Dusun Topoar, Desa Karduluk, Kecamatan Pragaan, Sumenep, Madura, Jawa Timur, berjalan kaki hingga 10 kilometer untuk mengibarkan sang saka merah putih di atas bukit, Jumat, 17 Agustus 2018.
Pengibaran bendera itu dilakukan di atas Bukit Tebing Grunggungan yang berada di Desa Rombiya Timur, Kecamatan Ganding, Sumenep, dalam rangka upacara Hari Ulang Tahun (HUT) RI yang ke-73.
Sebelum melakukan pendakian, siswa terlebih dahulu melaksanakan upacara bersama dewan guru di halaman sekolah mereka.
Setelah upacara selesai, mereka langsung melakukan pendakian ke atas bukti Tebing Grunggungan dengan melewati jalan terjal. Diketahui, saat ini bukit Grunggungan dijadikan sebagai obyek wisata oleh pemuda Desa Rombiya Timur.
Perjalanan dari lembaga menuju bukit Grunggungan membutuhkan waktu sekitar 5 jam. Sebab, jarak antar sekolah dan lokasi diperkirakan mencapai 10 kilometer.
Sesampainya dilokasi, mereka langsung bersiap-siap untuk melaksanakan upacara. Selama perjalanan hingga prosesi upara selesai, mereka dalam pengawasan guru pembina dari Lembaga Pendidikan Pesantren Nurul Ulum.
Pembina Pramuka LPP Nurul Ulum, Abd. Hamid mengatakan, digelarnya upacara itu bertujuan untuk mengenang perjuangan bangsa dalam meraih kemerdekaan.
“Kegiatan ini kami maksudkan agar kita semua khususnya siswa-siswi mengerti bagaimana susahnya bangsa ini meraih kemerdekaan yang sudah kita nikmati sekarang,” katanya.
Selain itu, pengibaran bendera di atas bukit juga bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai nasionalisme dan wawasan NKRI. Materi kebangsaan itu diberikan pada siswa saat dalam perjalanan disetiap pos yang telah ditentukan.
“Kami ingin menanamkan semangat dan tradisi kerja keras kepada anak-anak, bahwa tidak ada kesuksesan yang bisa diraih dengan mudah. Mereka harus tahu, untuk mendapatkan sesuatu harus berjuang dengan sungguh-sungguh, sebagaimana para pahlawan dan bangsa Indonesia dalam meraih kemerdekaan,” tegasnya. (JUNAIDI/ROS/DIK)