KORANMADURA.com – Tim dari Pemprov Banten yang berangkat ke Jayapura mendata ada 23 orang yang akan dipulangkan ke Banten dari Wamena, Papua. Kepulangan akan dibagi dalam dua tahap.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten, Kusmayadi, mengatakan saat ini ada 25 orang warga Banten yang saat ini berada di Sentani. Namun, menurut Kusmayadi–yang saat ini juga berada di Sentani–menyebut ada 2 orang yang menolak dipulangkan dan bertahan karena alasan memiliki keluarga di Jayapura dan mengajar.
Kedua warga Banten yang menolak kembali ini sempat dijemput oleh tim Pemprov Banten ke Wamena dibantu oleh keamanan setempat. Namun, keduanya kemudian kembali dijemput oleh keluarganya.
“Yang kita pulangkan ada 23 jiwa dan yang dua tetap di sini bersama keluarga di Sentani,” kata Kusmayadi dalam keterangan ke wartawan, Jumat (4/10/2019).
Kepulangan akan dibagi dua gelombang yaitu Minggu (6/10) sebanyak 21 orang dan sisanya pada gelombang kedua yaitu Senin (7/10). Pemprov Banten memberikan santunan Rp 5 juta untuk warga Banten yang ingin bertahan di sana.
Untuk menyiapkan pasca kepulangan dari Jayapura, Pemprov Banten akan berkonsultasi dengan Pemkab Serang dan Pemkot Serang untuk dilakukan pembinaan ekonomi. Sebab, mereka merantau ke Papua dalam rangka berjualan dan membuat usaha.
Tim dari Banten berangkat ke Sentani pada Kamis (3/10) lalu setelah ada warganya yang ingin pulang namun tak punya biaya karena terdampak kerusuhan. Penyisiran yang dibantu aparat TNI ini dimulai dari posko pengungsian di Masjid Aqsa, Sentani Jayapura, pos 751 Batalion Rider dan pengungsian Tabita. Kemudian, menyisir Pos Lanud Auri Pangkalan TNI AU Silas Papare Seksi Angkutan, dan terakhir di Lantamal TNI AL Ahmadi, Jayapura.
(DETIK.com/ROS/VEM)