JAKARTA, Koranmadura.com – Ketua DPR RI Puan Maharani menyerahkan bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) kepada sejumlah siswa di Semarang, Jawa Tengah, pada Minggu 18 September 2022.
Dalam acara tersebut Puan Maharani hanya didampingi Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi yang memandu acara pemberian bantuan PIP sekaligus dialog dengan peserta acara. Tidak ada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang juga kader PDI Perjuangan.
Pada kesempatan itu, Puan Maharani melakukan pertemuan dengan 112 kepala sekolah swasta se-Kota Semarang, dari TK, SD hingga SMP. Kepala sekolah yang hadir merupakan perwakilan dari sekolah swasta miskin yang mendapat Program Subsidi Tambahan Dana BOS dari alokasi APBD Kota Semarang.
Ia secara simbolik menyerahkan bantuan PIP beserta bingkisan kepada Anissa Fitriaka dari TK Al-Islam, Amelia siswa SD, dan Raditya Catur dari SMP Muhammadiyah 2 semarang.
“Saya ingat waktu masih menjadi Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan mengurus soal PIP ini, tidak mudah awalnya tetapi saya dorong terus perbaikan programnya agar bisa rapih, adil, dan diterima oleh anak-anak kita yang membutuhkan,” kata Puan Maharani.
Setelah menjadi Ketua DPR, Puan Maharani menegaskan terus memberikan perhatian besar kepada PIP. Hal ini mengingat salah satu tujuan kemerdekaan Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
“Saya ingin kerja keras kita sebelumnya untuk menguatkan PIP dapat terus berlanjut dan berjalan lebih baik lagi,” ucap perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu.
Kepada para siswa-siswi penerima PIP, Puan Maharani mengingatkan agar terus belajar dengan baik. Ia memastikan, DPR akan terus bekerja agar semua anak di Indonesia bisa memperoleh hak mendapatkan pendidikan.
Cucu Proklamator RI Bung Karno itu meminta wali kota Semarang agar program sekolah swasta gratis terus berjalan. Sebab program ini membantu sekolah swasta yang muridnya sedikit.
“Pak wali, ini harus terus berjalan dan terus tambah sekolah swasta gratis. Sangat penting bahwa semua anak Indonesia memiliki kesempatan yang sama untuk bisa mendapatkan pendidikan,” tegasnya.
Puan Maharani juga mengingatkan kepala sekolah yang hadir agar tidak mempersulit anak-anak kurang mampu saat hendak sekolah dengan berbagai kebijakannya. Jika ada anak yang kesulitan, justru harus dicarikan solusinya.
Lebih lanjut Puan Maharani meminta Pemkot Semarang agar terus memperhatikan fasilitas maupun sarana prasarana sekolah. Masyarakat diminta melapor apabila menemukan kendala sehingga para wakil rakyat bersama Pemerintah bisa bekerja memenuhi kebutuhan anak-anak sekolah.
“Jangan sampai sekolah gratisnya sudah tersedia tetapi anak didiknya tidak bisa sekolah karena sarana penunjangnya tidak memadai. Saya beberapa kali muter-muter ke daerah sekolah gratisnya ada tapi gedung sekolahnya kebanjiran terus,” sebutnya.
Puan Maharani kemudian mengajak sejumlah kepala sekolah naik ke atas podium untuk menyampaikan aspirasi mereka. Kepala Sekolah SMP 2 Muhammadiyab Semarang, Masrokhatun, meminta bantuan komputer dan lab komputer karena selama ini siswa mereka harus menumpang ke sekolah lain saat ujian nasional.
Puan Maharani berjanji akan memberikan 10 buah komputer untuk SMP 2 Muhammadiyah Semarang. Kemudian Kepala Sekolah TK PGRI Genuk, Zainab mengeluhkan banjir yang kerap memasuki sekolahnya.
“Kalau hujan selalu banjir. Dokumen-dokumen harus turun naik. Kami minta ruang guru dinaikkan, atap ditinggikan,” kata Zainab yang dijawab Puan akan segera memfasilitasi harapannya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 6 Semarang bernama Suharno memiliki harapan yang berbeda. Ia mendoakan Puan menjadi Presiden RI.
“Saya lihat karir Mbak Puan ini terus menanjak mulai dari menteri sampai menjadi Ketua DPR, keinginan saya saat Mbak Puan datang ke Semarang lagi jabatannya sudah berbeda kemudian silaturahim ke SD saya. Saya doakan mbak Puan selalu sehat dan datang ke Semarang lagi sudah menjadi RI-1,” ucap Suharso.
Puan pun mengucapkan terima kasih atas doa yang diberikan Suharso. Ia juga memberi apresiasi kepada kepala sekolah swasta se-Kota Semarang atas dedikasi mereka.
“Saya ucapkan terimakasih atas kerja dan pengabdiannya selama ini mengelola proses pendidikan bagi generasi masa depan. Saya akan terus memperjuangkan aspirasi Bapak/Ibu sekalian,” urai Puan.
“Karena anak-anak ini adalah masa depan Indonesia. Mereka yang akan membangun Indonesia nantinya, kalau kita tidak bekali pengetahuan dan kemampuan mereka dari awal tentu taruhannya adalah masa depan Indonesia,” tutupnya. (Sander)