JAKARTA, Koranmadura.com – Anggota Komisi I DPR RI Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin memaparkan beberapa skenario pergantian Panglima TNI dan Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) menyusul segera pensiunnya Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono dan KSAD Jenderal TNI Dudung Abdurachman pada 1 Desember 2023.
“Siapa kira-kira penggantinya tentu yang memenuhi persyaratan. Ada tiga perwira tinggi berpangkat Letjen di TNI AD saat ini yang berpotensi masuk dalam bursa kandidat KSAD,” kata TB Hasanuddin belum lama ini.
Yang pertama, kata Hasanuddin, adalah Pangkostrad Letjen Maruli Simanjuntak lulusan Akademi Militer 1992, kelahiran 24 Februari 1970 dan bakal pensiun 1 Maret 2028. Kemudian Wakil KSAD Letjen Agus Subiyanto, lulusan Akmil 1991 lahir 5 Agustus 1967 dan pensiun 1 Sep 2025.
“Ada juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal TNI Suharyanto lulusan Akmil tahun 1989, lahir 8 September 1967 dan pensiun 1 Oktober 2025,” bebernya.
Ia mengungkapkan, dari ketiga jendral tersebut, Suharyanto adalah yang paling senior. Karena itu, Hasanuddin memprediksi Suharyanto paling berpeluang menjadi KSAD.
“Kalau dari track record memang ketiga perwira ini sama-sama mumpuni dan berpeluang menduduki jabatan Kasad karena pernah menjabat di beberapa satuan komando, kesatuan teritorial dan tempat lain,” ujarnya.
Dia meneruskan, “Hanya saja, Suharyanto ini lebih senior dan sebagai Kepala BNPB memiliki pengalaman teritorial yang lebih dari yang lain, sehingga paling berpeluang menjadi Kasad.”
Sementara terkait pergantian Panglima TNI Laksamana Yudo Margono, menurut Hasanuddin agak sulit diprediksi. “Idealnya Panglima TNI pengganti Laksamana Yudo berasal dari matra Angkatan Darat atau Angkatan Udara,” tuturnya.
Namun, KSAD Jenderal Dudung Abdurachman pada 1 Desember 2023 dan Kepala Staf TNI Angkatan Udara KSAU) Marsekal Fadjar Prasetyo memasuki masa purna tugas akhir April 2024. Karena itu, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali yang baru pensiun pada April 2025 berpeluang menjadi Panglima TNI.
“Bisa saja Kepala Staf Angkatan Laut saat ini Laksamana Ali dapat diangkat menjadi Panglima TNI. Tetapi apa mungkin dari laut geser ke laut lagi,” ujarnya.
Jika dikomparasikan dengan metode perimbangan kekuatan matra dan pergiliran jabatan maka seharusnya Panglima TNI berikutnya dijabat perwira tinggi (Pati) TNI AD. Namun ini tidak mungkin karena KSAD dan KSAU memasuki masa pensiun.
“Sehingga untuk menyiapkan jabatan Panglima TNI harus ada keputusan khusus dari Presiden Republik Indonesia sebagai pemegang hak prerogatif. Apalagi posisi Kasad dan Panglima Tni ini sangat strategis karena saat ini akan menghadapi Pemilu dan pilpres,” tandasnya. (Sander)