JAKARTA, Koranmadura.com – Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengungkapkan, partainya menyesalkan sikap Ketua Umum Partai Gerindra yang juga calon presiden (Capres) Prabowo Subianto yang melecehkan dan mengabaikan etika dalam berpolitik.
Itu tercermin dari pernyataannya yang menyebutkan “etik ndasmu” dalam acara internal Partai Gerindra di Kemayoran Sabtu 16 Desember 2023.
Pernyataan, “etik ndasmu” memperlihatkan karakter dasar Prabowo Subianto yang haus kekuasaan dengan menghalalkan segala cara, termasuk meminggirkan etika.
“PDI Perjuangan sebagai partai yang menempatkan Pancasila sebagai falsafah, ideologi dan the way of life bangsa sangat menyesalkan pernyataan Pak Prabowo yang tidak menganggap penting etika,” kata Hasto Kristiyanto dalam pernyataannya di Jakarta Senin 18 Desember 2023.
“Pernyataan ‘Etika Ndasmu’ adalah cermin kekuasaan di atas segalanya. Karena itulah nyawa 13 aktivis yang diculik pun tidak ditanggapi secara serius. Kekuasaan tanpa etika dan moral membutakan nurani,” ujar Hasto lagi.
Beda dengan Prabowo Subianto, Capres yang diusung PDI Perjuangan, PPP, Partai Hanura dan Partai Perindo Ganjar Pranowo dan Mahfud MD selalu menjunjung tinggi etika dalam berpolitik.
Dan, rakyat yang ditemui oleh para politisi PDI Perjuangan di berbagai daerah menanggapi sangat negatif pernyataan Pak Prabowo tersebut.
“’Etik ndasmu’ sangat melukai rakyat Indonesia . Pernyataan Pak Prabowo tersebut cermin ambisi kekuasaan dengan menghalalkan segala cara. Ketika etika-moral ditempatkan di bawah kekuasaan, maka sama saja dengan membutakan budi nurani,” tegas Hasto.
Dengan pernyataan yang emosional tersebut, lanjut politisi asal Yogyakarta itu, rakyat Indonesia akhirnya tahu bahwa program, karakter, dan gaya kepemimpinan Pak Prabowo hanya untuk kekuasaan.
“Pak Prabowo bukanlah Pak Jokowi. Harus disadari bahwa Etika dan moral bersumber dari agama dan pranata nilai-nilai dan falsafah kehidupan yang tumbuh dalam masyarakat. Mengabaikan etika sama artinya dengan abai terhadap pranata kehidupan baik,” jelas Hasto lagi.
Karena itu, lanjut Hasto Kristiyanto, rakyat kini semakin menyadari bahwa Ganjar-Mahfud adalah sosok pemimpin yang menempatkan etika, moral, budi pekerti, dan tekad untuk menebar kebaikan sebagai karakter dasar yang harus dimiliki pemimpin. (Gema)