
BANGKALAN, koranmadura.com – Persoalan utang-piutang menjadi masalah yang sangat rentan. Bahkan, kasus tersebut sering kali berujung pada korban jiwa. Seperti yang terjadi pada kasus yang menimpa warga Jakarta bernama Hendra (30). Pria tersebut tewas setelah disabet celurit. Pelakunya bernama Irfan Rahel (37), warga kampung Sumur Pandan, Desa Kampao, Kecamatan Blega.
Peristiwa tersebut terjadi lantaran pelaku kesal terhadap korban yang mencoba melarikan diri. Hendra menjadi sandera karena kakak korban mempunyai permasalahan utang dengan pelaku. Korban digunakan sebagai jaminan atas utang yang dimiliki kakaknya, Adi, warga Jakarta. Hendra dibawa ke Madura atas utang sebesar Rp 750 juta.
”Korban dibunuh pelaku sekitar pukul 03.30 WIB pada Minggu (14/6). Rupanya korban sudah 6 bulan disandera,” kata Kapolsek Blega, AKP Hartanta, kemarin (14/6).
Menurutnya, motif pembunuhan murni mengenai masalah utang-piutang. Korban yang sudah lama disandara sebagai jaminan utang kakaknya dalam bisnis besi tua. Karena merasa bosan berdiam diri di Desa Kampao selama 6 bulan, korban bermaksud pergi meninggalkan rumah tersangka. Namun, niat korban ingin melepaskan diri diketahui oleh pelaku.
”Pada saat korban mau melarikan diri dari cengkraman tersangka, korban langsung dibacok. Kasus ini tidak ada kaitannya dengan masalah Pilkades serentak yang akan digelar besok (red, hari ini),” jelasnya.
Dia menduga, keinginan korban untuk melarikan diri lantaran menjelang bulan puasa dan hari raya. Korban hendak kembali ke kampungnya di Jakarta. Namun, nahasnya niat korban diketahui oleh tersangka. Dalam kasus tersebut, Polsek Blega telah mengamankan tersangka dan memeriksa sejumlah saksi untuk dimintai keterangan.
”Pelakunya satu orang dan sudah kita amankan bersama barang bukti sebilah celurit yang digunakan tersangka untuk menghabisi nyawa korban. Akibat bacokan celurit tersangka, korban mengalami luka di leher dan usus terburai, dan langsung kita larikan ke RSUD Syamrabu Bangkalan,” paparnya.
(MOH RIDWAN/RAH)