BANGKALAN, koranmadura.com – Musim kemarau yang melanda wilayah Kecamatan Geger berdampak pada krisis air bersih. Sedikitnya ada 7 desa di Kecamatan Geger mulai mengalami kesulitan air. Dua desa di antaranya sudah masuk kategori paling parah. Warga pun rela memanfaatkan air yang sudah keruh untuk keperluan sehari-hari. Ketujuh desa yang dimaksud yaitu Desa Lerpak, Katol, Bayonning Dajah, Banyonning Laok, Dabung, Kombangan, dan desa Kampak.
Camat Geger Agus Leandy mengatakan kalau dari 13 desa yang ada, ketujuh desa sudah dalam kondisi kekeringan. Dua desa sudah sangat parah mengalami kekeringan. Bahkan warga di dua desa itu mamanfaatkan sisa air waduk yang sudah berwarna kehijau-hijauan. Namun hanya untuk kebutuhan mandi. Untuk kebutuhan konsumsinya, mereka membeli air.
”Warga Desa Banyoning Laok dan Banyoning Dajah yang paling kritis. Warga pun rela menggunakan sisa air yang ada di waduk penampungan yang sudah berrwarna kehijau-hijauan untuk mandi,” ujarnya, Minggu (9/8).
Pihaknya pun sudah mengajukan bantuan air bersih ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah agar 7 desa itu bisa memperoleh bantuan berupa droping ai bersih. Namun sampai saat ini masih belum ada pengiriman air. Justru, informasinya kecamatan Socah sudah mendapatkan bantuan air. Namun, pastinya dirinya juga belum mengetahui apakah bantuan droping air sudah mulai diditribusikan.
“Mungkin karena keterbatasan armada. Sampai saat ini 7 desa yang mengalami krisis air bersih di Geger belum mendapatkan droping air. Kami masih menunggu giliran droping air,” ungkapnya.
Dia menambahkan, selain droping air yang dijanjikan, desa di wilayahnya juga mendapatkan bantuan pembangunan sarana air bersih dari Dinas Kesehatan Bangkalan. Tepatnya di Desa Batobelle. Ke depan, dirinya berharap semakin banyak bantuan yang diterima masyarakat untuk mengurangi beban kekeringan yang terjadi setiap tahunnya.
(MOH RIDWAN/RAH)