PAMEKASAN – Pemerintah Kabupaten Pamekasan menilai pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di Desa Angsana, Kecamatan Palengaan belum maksimal. Di tempat pengelolaan akhir sampah itu masih terlihat tumpukan sampah yang masih belum terkelola dengan baik.
Karenanya, direncanakan pengelolaan TPA itu akan diserahkan ke lembaga swasta atau melalui kelompok masyarakat agar bisa terkelola dengan baik dan bisa memberi keuntungan secara ekonomis baik untuk pemerintah setempat maupun masyarakat sekitar.
“Sampai kapan pun, jika pengelolaan sampah di TPA dibiarkan seperti saat ini, maka bukan tidak mungkin warga yang ada di sekitar TPA akan kesal dan memrotesnya. Padahal jika dikelola dengan baik, akan memberi keuntungan buat mereka,” kata Bupati Pamekasan, Achmad Syafii, Selasa (9/7).
Syafii mengatakan saat ini pengelola tempat pembuangan sampah itu kurang memperhatikan aspek lingkungan hidup, sehingga melakukan pengelolaan tidak secara maksimal.
Untuk itu, dirinya akan mengkaji kemungkinan melakukan swastanisasi pengelolaan sampah di TPA Angsanah atau membentuk bank sampah seperti yang ada di beberapa kabupaten lain di Jawa Timur.
Ia menilai pengelolaan yang diserahkan kepada swasta maupun kelompok masyarakat akan lebih maksimal dibanding dilakukan oleh instansi pemerintah, dalam hal ini Badan Lingkungan Hidup. Sebab, mereka akan menerima keuntungan secara ekonomis melalui daur ulang sampah.
Tempat Pembuangan Akhir sampah di Desa Angsanah, setiap hari mampu menampung 17 truk sampah, atau sekitar 60 kubik. Jumlah itu hanya berasal dari sampah perkotaan dan belum termasuk sampah yang berasal dari kecamatan lain di Pamekasan.
Jika dikelola dengan baik, tidak menutup kemungkinan TPA itu akan menjadi salah satu sumber pendapatan bagi pemerintah setempat maupun masyarakat di sekitar lokasi TPA, selain menjaga lingkungan sekitar agar tetap terpelihara.
Untuk mengurangi menumpuknya sampah di TPA, Pemerintah Pamekasan berencana menggandeng sejumlah pesantren yang ada di wilayah itu untuk terlibat melakukan pengelolaan sampah secara bersama-sama.
”Pesantren salah satu target yang akan kami ajak kerja sama, untuk terlibat dalam pengelolaan sampah dengan baik,” kata Syafii.
Anggota Forum Komunitas Hijau Pamekasan, Achmad Bachtiar Sudamar mengatakan pihaknya akan terus mendorong agar pemerintah setempat melakukan penataan ulang terhadap pengelolaan sampah di TPA Angsanah. Komunitasnya juga mendukung jika pengelolaan itu diserahkan kepada swasta atau kelompok masyarakat.
Ia cukup tertarik dengan pengelolaan sampah yang ada di Kabupaten Probolinggo, sehingga masyarakat di wilayah itu membentuk bank sampah yang menjadikan barang yang dianggap tidak bernilai itu mampu memberi tambahan pendapatan bagi mereka.
“Di Probolinggo sampai ada ungkapan, hari ini menyerahkan sampah, besok bisa beli emas. Saya yakin di Pamekasan bisa melakukan hal itu jika ada kemauan,” katanya. (awa/muj/rah).