JAKARTA-Nasib koalisi merah putih benar-benar berada di ujung tanduk. Dua partai politik yang selama ini mendukung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa kemungkinan akan merapat ke kubu Jokowi-JK. Sinyal berpindahnya dukungan parpol pendukung Prabowo-Hatta disampaikan presiden terpilih periode 2014-2019 Joko Widodo.
Dia mengungkapkan jumlah koalisi partai pendukungnya di parlemen akan bertambah. Bahkan untuk pertama kalinya, Jokowi menyebutkan Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN) kemungkinan akan merapat. “Kemungkinan nanti, saya ngomong apa adanya kemungkinan Demokrat dan PAN. Tidak usah kita sebutkan tapi dalam proses. Mudah-mudahan segera rampung,” ungkap Jokowi di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (19/8).
Jokowi-JK memang berniat merangkul satu atau lebih partai politik pendukung Prabowo-Hatta untuk memperkuat kekuatan politik di parlemen. Namun belum ada kepastian partai apa yang akan bergabung dengan koalisi pemerintahan lima tahun ke depan.
Jokowi mengungkapkan, pembicaraan masih terus dilakukan untuk menambah kekuatan di parlemen. Sebab dengan koalisi yang mendukung saat ini, PKB, PDI Perjuangan, Nasdem dan Hanura, hanya menguasai 36,96 persen parlemen. Sisanya (52,14 persen) berada di kubu seberang, Prabowo-Hatta dan Partai Demokrat (10,89) menyatakan netral.
Jokowi mengatakan, pihaknya tetap optimis dapat mengamankan program-programnya di parlemen. Dengan bergabungnya Demokrat dan PAN (8,8 persen), maka kekuatan mantan Wali Kota Solo ini di parlemen akan menjadi sekitar 56,6 persen suara. “Sayakan sudah bilang kita masih belum rampung, semua masih dalam proses. Kalau sudah selesai nanti saya sampaikan kalau ada tambahan koalisi,” tutupnya.
Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang juga merupakan Ketua Umum Partai Demokrat dalam Pidato Kenegaraan HUT Kemerdekaan Ke-69 RI mengatakan siap membantu siapapun yang nantinya akan dilantik menjabat sebagai Presiden.
Sementara itu, Partai Hati Nurani Rakyat tak keberatan jika Jokowi-JK merangkul satu atau lebih partai politik pendukung Prabowo-Hatta pada Pilpres 2014 lalu. Upaya ini dilakukan karena untuk memperkuat kekuatan politik Jokowi-JK di parlemen. “Dukungan yang kita berikan tanpa syarat, tentunya Jokowi-JK memiliki kebijakan untuk kebaikan bangsa dan negara, apa pun yang jadi garis kebijakan beliau kita hormati, termasuk merekrut parpol di luar koalisi,” ujar Ketua Dewan Pimpinan Pusat Hanura Yuddy Chrisnandi di Jakarta, Selasa (19/8).
Hanura, lanjut Yuddy, menghormati sikap Jokowi tersebut. Dia juga optimis Jokowi tak lupa terhadap jasa partai politik yang telah mendukungnya sejak awal masa kampanye Pilpres 2014, yakni Partai Nasional Demokrat, Hanura, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Keadilan dan Presatuan Indonesia, dan tentu saja Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan sebagai partai pegnusungnya.
“Saya yakin beliau (Jokowi) bijak dan tidak akan meninggalkan kebersamaannya dengan partai politik yang berjuang bersamanya sejak awal,” kata Yuddy.
Sedangkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengaku akan tetap setia di dalam barisan pengusung Prabowo-Hatta. Hal tersebut lantaran partai berlambang bintang sabit kembar ini telah bekerjasama dengan partai yang memiliki visi dan misi yang sama. “Sementara ini, PKS akan setia dengan koalisi merah putih,” kata juru bicara PKS Mardani Alisera, di Jakarta, Selasa (19/8).
Dia mengatakan bahwa PKS akan siap untuk berada di luar pemerintahan, apapun risikonya. ” Kami siap, karena itu adalah bagian pembelajaran bersama,” terangnya.