Akhir-akhir ini deman sosok Irwan Krisdiyanto sungguh menggurita, dan bahkan menggila. Pesonanya menjadi magnet tersendiri untuk menjadi bagian dari pemenuhan hasratnya menjadi The Next Super Star di ajang Kontes Dangdut Academy 2. Irwan tiba-tiba menjelma sebagai idola baru yang cukup fantastis dan fenomenal di Madura khususnya Sumenep.
Kemunculannya di ajang kontes dangdut yang diadakan salah satu stasiun televisi swasta tersebut, sungguh mendapatkan respons yang begitu luar biasa dari masyarakat.
Menjadi wajar jika mereka mempunyai ekspektasi yang tinggi terhadap Irwan untuk menjadi jawara atau pemenang, karena itu bagian prestise dan kebanggaan. Semua kalangan seakan berebut tempat untuk sekadar menjadi bagian dalam mengantarkan sang calon mega bintang munuju puncak prestasi. Baik yang pejabat, politisi, petani maupun pedagang, semua elemen masyarakat seperti bersatu padu mendukung syahwat keartisan sang kontestan. Dan semua itu layak dibanggakan dan diapresiasi, karena hal itu bagian dari semangat kedaerahan yang perlu kita jaga dan kita lestarikan.
Realitasnya menunjukkan bahwa nama Irwan semakin booming dan familiar di kala-ngan masyarakat setelah membuktikan bahwa dia layak masuk enam besar di ajang nyanyi tersebut. Dan jadilah dia semakin mendapat tempat di hati pendukung dan penggemarnya. Perbincangan hangat pun terjadi di berbagai tempat, mulai dari warung kopi, restoran, persawahan, dan sampai perkantoran. Padahal kita tahu sebelumnya, bahwa seorang Irwan bukanlah siapa-siapa dan jauh dari popularitas, mendengar namanya pun tidak. Dia pemuda biasa yang lahir di ujung timur Pulau Madura, yaitu Sumenep tepatnya Desa Masaran Bluto. Dan kini dia telah memasuki babak baru dalam kehidupannya, memasuki dunia entertainment yang biasanya sulit ditembus oleh kalangan bawah. Akan tetapi dengan bakat alamnya yang luar biasa, kini dia sedang berjuang berebut tangga nomor wahid di ajang D’ Academy 2.
Kita semua tahu bahwa animo besar masyarakat akan kompetisi ini tidaklah semata-mata karena mereka kurang hiburan maupun haus tontonan, tapi lebih dari itu selain kualitas Irwan yang memang layak didukung, juga karena Irwan membawa nama daerah, yaitu Madura. Melalui Irwan juga kita seperti diajak bernostalgia bahwa Madura khususnya Sumenep pernah punya penyanyi-pe-nyanyi dangdut kenamaan pada era 90-an, yang sangat populer pada masanya, seperti Yus Yunus, Imam S. Arifin dan Jhony Iskandar. Kita berharap semoga saja Irwan yang mengikuti jejak mareka di bidang tarik suara menjadi sosok yang dapat kita banggakan dan mengharumkan nama daerah, Amien…
Fenomena Irwan
Pertanyaannya, mengapa para pejabat, tokoh, dan masyarakat begitu antusias ramai-ramai mendukung Irwan? Tentu mereka sadar bahwa mereka bukanlah sekadar penggemar musik atau pun penyanyi. Tapi mereka juga punya penilaian tersendiri bahwa sosok Irwan adalah aset, sekaligus duta daerah, seperti halnya atlit yang membawa harum nama daerahnya, bangsa dan negara. Selain itu, momen seperti ini merupakan ajang promosi paling efektif untuk mengangkat nama dan gengsi daerah. Melalui ajang ini pula semangat kedaerahan orang Madura yang tersebar di berbagai penjuru kota dan bahkan negara seperti menemukan ruang untuk me-nyampaikan pesan bahwa orang Madura sangat menjunjung tinggi nilai-nilai solidaritas serta kebersamaan, dan ini sungguh mengagumkan.
Selain itu kita patut me-ngapresiasi karena melalui momen ini, kita dapat mengenalkan Madura lebih dalam, khususnya Sumenep seperti pengenalan keris, Tari Muang Sangkal, Topeng Dalang serta Can- macanan, dll. Oleh karena itu sosok Irwan tidak hanya sekadar beradu nasib dan keberuntungan semata, tapi bagian dari representasi orang Madura yang juga cinta seni dan budaya. Tentu kita sebagai masyarakat Madura, khususnya Sumenep ikut bangga terhadap Irwan, karena bakat alamnya yang tajam, telah mengibarkan nama dirinya di kancah musik dangdut dan mempromosikan daerahnya.
Bersama ini pula barangkali yang patut kita sadari bersama bahwa dalam sebuah kompetisi akan ada yang kalah dan menang. Menerima kemena-ngan tentu bukan sesuatu yang sulit, berbeda halnya dengan bagaimana kita harus menerima kenyataan kalah, misalnya. Tentu kita semua berharap janganlah karena sebuah konpetisi ini kita melupakan karakteristik orang Madura yang santun dan menjunjung nilai-nilai sportifitas.
Sudah menjadi tugas kita bersama bagaimana membangun kedewasaan bersikap dalam menyikapi sebuah kompetisi supaya kita tidak terjebak pada fanatisme buta yang dapat menumbuhkan disharmoni antar anak bangsa. Sehingga bukan malah reputasi baik yang didapat, tapi justru mencederai, dan itu terlalu mahal harganya.
Sebagai antisipasi, kita semua elemen masyarakat seharusnya membangun paradigma berpikir positif bahwa kekalahan adalah kemenangan yang tertunda dan tidak perlu terlalu kecewa. Syukurlah kalau misalnya jagoan kita menjadi menjadi yang terbaik dalam kontes tersebut, Amien,…
Terlepas dari pro dan kontra, senang dan tidak senang, setidaknya kita dapat mengambil pelajaran dari fenomena Irwan bahwa tidak ada yang tidak bisa jika kita mau dan berusaha. Dan semoga saja kehadirannya menjadi inspirasi bagi lahirnya Irwan-Irwan baru di Madura, walaupun dalam bentuk bakat dan seni yang berbeda.
Terakhir sudah menjadi keharusan kita bersama sebagai orang Madura untuk tetap semangat mendukung Irwan sampai pada tangga juara, selama dia tidak mengabaikan karakteristik orang Madura yang punya semangat tinggi, pantang menyerah, santun dan tidak sombong,… Wallahu A’lam. [*]
Oleh: Abd. Basit Zumra
Penikmat musik dangdut. Berdomisili di Gadu Barat Ganding Sumenep Madura.