Anton kemudian menggabungkan kedua metode mengajar kedua gurunya itu dalam mendidik murid-muridnya. Hal itu juga dia terapkan saat membimbing Kristoforus Jason, yang akrab dipanggil KJ, untuk mempersiapkan diri mengikuti OSN Tingkat SMP 2014.
Untuk metode penulisan materi, dia mengikuti metode yang digunakan Purwanto. Sedangkan dari Sukardjono, dia banyak mengambil cerita-cerita yang sering disampaikan di kelas untuk menjelaskan materi.
Selain itu, juga ada satu dosen lagi yang menginspirasi Anton, yaitu Kiki Ariyanti Sugeng yang mengajar saat dia kuliah Pascasarjana Ilmu Matematika Universitas Indonesia.
“Dari Bu Kiki saya belajar tentang kesabaran dalam mendidik. Saya juga harus sabar dan lembut sangat mengajar,” tuturnya.
Anton sangat berharap suatu saat nanti bisa mengubah paradigma sebagian besar orang bahwa mata pelajaran matematika sangat sulit. Dia ingin orang yang tidak suka dalam bidang studi matematika pun dapat belajar dengan mudah.
Menurut dia, orang-orang yang menyukai mata pelajaran itu relatif lebih mudah untuk mempelajari matematika. Yang sedang berusaha dia kembangkan adalah bagaimana mengajar orang yang tidak suka matematika agar tidak membenci atau antipati terhadap mata pelajaran itu.
Kepada anak-anak muda generasi Indonesia saat ini, Anton berpesan agar jangan menjadikan matematika sebagai pelajaran yang menakutkan dan momok. Matematika harus dianggap sebagai pelajaran yang mengasyikan sehingga bisa dikuasai oleh anak-anak dengan mudah.
“Kalau ada yang tidak suka matematika, itu karena kesalahan proses pembelajaran. Ada ahli pendidikan mengatakan, seandainya monyet bisa diajak bicara dia seharuskan bisa diajari matematika. Itu saya dapatkan waktu saya belajar di S2,” katanya.
Anton mengatakan pendidikan pascasarjana di Universitas Indonesia juga telah membuat dia memahami apa yang selama ini menjadi ketidaktahuannyaselama ini.
Bertemu dengan soal-soal matematika di jenjang pascasarjana yang lebih rumit dia memahami hal yang tidak dia mengerti sebelumnya karena teorema matematika yang berlapis-lapis. Hal itulah yang kemudian membuat Anton berubah menjadi lebih baik.
Membimbing KJ Dalam membimbing KJ untuk mempersiapkan diri mengikuti OSN Tingkat SMP 2014, Anton lebih banyak memberikan latihan-latihan soal mulai dari yang paling mudah hingga paling sulit.
Dia akan memberikan kesempatan kepada KJ untuk menyelesaikan soal-soal tersebut tanpa dibantu oleh siapa pun. Soal-soal yang diberikan pun sangat bervariasi yang diambil dari soal-soal OSN tahun-tahunsebelumnya.
Bila kemudian KJ mengalami kesulitan atau tidak bisa menyelesaikan soal-soal tersebut, maka Anton akan membantu. Tidak jarang mereka berdiskusi bersama untuk menyelesaikan sebuah soal.
“Biasanya saya mencari soal-soal di internet, Ada Short African Competition, ada International Young Mathematics. Pokoknya soal-soal dari perlombaan internasional. Ternyata dia bisa mengerjakannya,” katanya.
Selain memberikan soal-soal untuk latihan, Anton juga memberikan beberapa buku matematika kepada KJ. Dia ingin memberikan pemahaman yang lebih mendalam kepadanya dengan banyak membaca buku.
Dia terkejut melihat kemampuan KJ yang sangat mudah menyerap buku yang dia berikan.
“Saya beri buku kombinatorik untuk KJ dan ternyata dia bisa menyerapnya. Di buku itu juga ada soal-soal latihan dan ternyata juga bisa KJ dikerjakan. Padahal buku itu adalah buku yang saya pakai kuliah S2,” tuturnya.
KJ tidak hanya dibimbing oleh Anton. Untuk mempersiapkan murid-murid yang akan mengikuti OSN, Badan Pendidikan Kristen (BPK) Penabur memiliki tradisi untuk mengadakan pembimbingan secara gabungan.
Menurut Anton, pembimbingan BPK Penabur diadakan di SMPK 2 Penabur Jakarta Pusat, setiap Sabtu pukul 08.00 hingga 12.30 WIB.
Anton menuturkan, pembimbingan mata pelajaran matematika di SMPK 2 Penabur Jakarta Pusat diampu tiga orang guru, yaitu Nugroho Kristianto, Eka Susanto dan Sukoto.
Mereka memiliki bidang pelajaran matematika yang berbeda misalnya Nugroho ahli di bidang geometri, sedangkan Eka mengampu pelajaran aljabar. Eka merupakan guru di SMPK 2 Penabur Jakarta Pusat, sedangkan Sukoto mengajar di SMPK Penabur Summarecon Bekasi.
Anton mengatakan soal-soal dan materi yang diberikan kepada KJ saat pembimbingan berdasarkan silabus soal OSN Tingkat SMP 2014. Untuk bidang pelajaran matematika, soal-soal terdiri atas tiga subbidang, yaitu kombinatorik, aljabar dan geometri.
Menurut dia, subbidang kombinatorik tidak diajarkan di SMP. Karena itu, KJ betul-betul belajar dari dasar mulai dari counting rule, kombinasi, permutasi dan sebagainya dalam pembimbingan materi itu.
“Saya juga berikan ke KJ sebuah handout kombinatorik yang saya buat sendiri,” ujarnya.
Anton mengatakan pada dasarnya KJ merupakan murid yang cerdas dan memiliki kemampuan di atas anak-anak seusianya. Karena itu, dia diterima di program kelas akselerasi. KJ pun sebelumnya sudah berprestasi di bidang matematika saat masih SD.
Menurut Anton, hampir setiap tahun ada siswa yang telah memiliki latar belakang prestasi sejak masih SD diterima di SMPK 4 Penabur Jakarta Utara .
KJ misalnya, prestasinya di bidang matematika sudah sampai internasional ketika masih SD. Beberapa anak yang berprestasi itu masuk di program kelas akselerasi.
“Sejak awal, KJ memang sudah berkeinginan kuat untuk mengikuti OSN. Karena itu hampir setiap hari mendatangi saya. Dibandingkan teman-temannya yang lain, dia memang paling banyak pengalaman,” katanya.
(DEWANTO SAMODRO/ANT)