
Penulis : Kak Muksin
Penerbit : Diva Press, Jogjakarta
Cetakan : Pertama, Agustus 2015
Tebal : 170 Halaman
Dalam buku Yuk, Membuat Alat Peraga Edukatif dari Barang Bekas!, Muksin mengajak para pendidik untuk menggunakan alat peraga dalam proses belajar mengajar.
Tidak ada adanya anggaran dana dari sekolah bukanlah alasan untuk tidak membuat alat peraga yang memang sangat penting untuk dibawa dan dipraktikkan di kelas. Lewat buku ini, kita akan diajak memanfaatkan barang-barang bekas seperti kardus, botol dan gelas minuman mineral, dan barang bekas lainnya.
Barang-barang bekas yang selama ini selalu berakhir di tempat sampah bisa disulap menjadi alat peraga edukatif yang sangat bermanfaat bagi proses transfer pendidikan di sekolah. Alat-alat peraga ini umumnya digunakan untuk mengajar di kelas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) atau Sekolah Dasar (SD).
Dengan alat peraga, kegiatan belajar mengajar guru dan murid menjadi kreatif. Kenapa? Karena dengan membuat alat peraga, guru telah memunculkan ide-ide, kemauan, dan keilmuannya dalam waktu yang tidak sedikit. Alat peraga dibuat untuk memudahkan guru dalam memecahkan masalah dalam pengajaran, serta memudahkan siswa menerima materi dan kegiatan belajar menjadi menarik dan tidak menjenuhkan.
Jika alat peraga itu dibuat dengan melibatkan siswa, secara otomatis guru telah mengajak siswa menjadi kreatif. Hal ini juga melatih mereka agar terampil dan menimbulkan kebanggan sehingga rasa percaya dirinya pun ikut tumbuh (hlm. 16).
Adapun ciri-ciri alat peraga yang baik di antaranya adalah dapat membuat materi lebih konkret, dapat mengantar ke pencapaian kompetensi yang diharapkan, memudahkan proses penanaman konsep, menarik dan mencolok, tahan lama atau awet, dan mudah dioperasikan dengan baik oleh guru maupun siswa.
Ada banyak jenis barang bekas yang bisa disulap menjadi alat peraga edukatif. Botol dan gelas plastik bekas, misalnya, bisa dibuat menjadi kincir, mobil-mobilan, pot bunga, lebah, capung, dan lainnya. Kardus bekas bisa disulap menjadi aneka puzzle, bentuk-bentuk bangun, pas foto kreatif, dan pesawat. Sementara, bahan bekas stik bisa dikreasikan menjadi alat peraga berupa tanda-tanda lalu lintas, angka dan abjad kreatif, pembatas buku kreatif, tempat pensil unik, dan lainnya (hlm. 134).
Buku setebal 168 halaman ini dilengkapi dengan cara-cara membuat alat peraga dan alat-alat yang diperlukan selama proses pembuatan. Sehingga, guru dan siswa bisa mempraktikkan langsung dengan mudah karena buku ini juga dilengkapi gambar-gambar menarik alat peraga edukatif seperti yang disebutkan di atas. [*]
Oleh: Untung Wahyudi
Alumnus UIN Sunan Ampel, Surabaya