PAMEKASAN | koranmadura.com – Meski otoritas sepak bola nasional dibekukan oleh Kementerian Pemuda dan olahraga (Kemenpora) sejak dua tahun silam. Ternyata tidak terlalu meresahkan bagi bomber Persepam Madura Utama (P-MU) Sirvi Arvani, meski pembekuan itu mencabut pekerjaanya selaku pesepakbola profesional.
Pesepakbola asal Tanggerang ini mengaku pembekuan otoritas sepakbola nasional ini tidak menjadi penghalang untuk menggali potensi dan skil yang dimiliki selama ini. Bahkan dia selalu mengasah potensinya bersama pemain lokal yang ada di kampung halamanya.
Sejak diberikan waktu libur oleh Manajemen Persepam MU terhitunga bulan Agustus 2015 hingga awal 2016 ini, Sirvi tetap menggelar latihan. Itu dilakukan utuk menjaga kepugaran tubuh dan kemampuanya mengolah sikulit bundar.
Kepada Koran Madura, pria yang menyandang status top skor Piala Kemerdekaan ini sepakat atas kebijakan Manajemen klub berjuluk laskar Sape Ngamok yang meliburkan semua pemain tanpa batas waktu yang ditentukan. Apa lagi, kompetisi resmi tanah air belum jelas.
“Kagiatan saya tiap sore latihan bersama tim lokal. Mas,” kata Sirvi Arvani, Kamis (4/2).
Selain itu, pria yang sukses mengoleksi 8 gol saat menjalani debutnya di turnemen bentukan tim transisi dan Kemenpora ini juga mengaku sempat ditawarin salah satu klub yang dapat kesempatan tampil di turnemen Piala Panglima Sudirman kamarin. Namun Sirvi menolak dengan alasan masih ingin menikmati waktu liburnya bersama keluarganya.
Striker lincah ini dengan tegas menyatakan akan kembali datang ke pulau Garam apabila hari esok klub kesayangan ini akan kembali mengikuti kompetisi atau turnemen.
“Kalau ada panggilan dari Manajemen, kapan saja saya siap,” tandasnya.
Sirvi berharap kisruh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dengan Kemenpora segara berakhir dan kembali menghidupkan sepakbola nasional.
“Semua pemain memang mengharapkan kompetisi resmi segara digelar, kebanyakan aktifitas mereka saat ini menjaga kepugaran fisiknya dengan mengikuti latihan bersama tim lokal,” harapanya.
(RIDWAN)