Dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar yang dilaksanakan di Istora Senayan, Jakarta, 27-28 Juli 2016 lalu telah menghasilkan salah satu keputusan berupa deklarasi Partai Golkar yang memberikan dukungan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk maju kembali dalam pemilihan presiden (pilpres) 2019 mendatang.
Sejak perpecahan dua kubuh didalam tubuh Golkar hingga dua tahun, lalu terjadinya dinamika Munaslub yang alot, melalui proses-proses ini seseugguhnya Partai Golkar berhasil membuat dirinya menjadi pusat perhatian, bahan berita dan topik pembicaraan yang terus menerus menyita perhatian tajam publik. Dari sinilah Golkar selalu menarik, tak perlu memasang iklan pun ia selalu diangkat menjadi berita politik nyaris di setiap teras media. Tak berlebihan jika membicarakan Golkar, sama menariknya membicarakan sepak terjang perjalanan pembangunan Indonesia dari Orde baru hingga kini.
Golkar memang partai yang fleksibel, lincah dan dinamis, jika tidak dibilang pragmatis. Inilah sesugguhnya yang membuatnya tetap survive dalam berbagai situasi dan kondisi. Dalam catatan sejarah perpolitikan nasional, Golkar memang partai tua yang dalam perjalanannya hingga kini mengalami pasang surut, penuh dinamika, dalam situasi tertentu yang menjepit dan menekan, kadang partai ini juga ternacam bubar.
Inilah sebenarnya kelebihan partai Golkar. Golkar memang partai yang beda dengan partai lainnya, Golkar dikenal sebagai partai yang bersemangatkan kebangsaan, kemajemukan, pluralitas dan non-sektarian. Dengan semangat ini sehingga wajar didalam tubuhnya selalu diwarnai gejolak dan dinamika yang hebat. Namun jangan salah, kondisi medan internal Golkar seperti inilah yang justru menjadi pemacu adrenalin pembentukan ketangguhan para kadernya. Sehinga tak heran pula jika banyak tokoh-tokoh politisi besar yang sekarang banyak mendirikan partai baru adalah sebelumnya merupakan kader partai Golkar.
Soal sikap Golkar yang secara resmi mendukung Presiden Jokowi di Pilpres 2019 dinilai banyak pengamat sebagai upaya strategi “genuine” untuk mendongkrak popularitas partai ini yang kini terpuruk. Deklarasi ini juga merupakan pencurian start partai Golkar yang dinilai tak lain bertujuan untuk merebut hati masyarakat yang masih menggandrungi figur Jokowi. Dampak positif bagi Golkar dengan mendeklarasikan Jokowi juga dinilai banyak pengamat akan memicu elektabilitas tinggi Golkar karena tokoh yang diusungnya menurut banyak survey Jokowi memiliki popularitas dan elektabilitas tertinggi dibandingkan figur calon presiden lain saat ini.
Peran dominan Golkar dalam kancah perpolitikan nasional, tampil di gelanggang politik dalam setiap pengambilan kebijakan penting negara, memenangi pemilihaan suara, semua itu tak lain terutama disebabkan oleh kelincahannya dalam mengembangkan dirinya sebagai partai politik yang terbuka yang dilandasi wawasan kemoderatan, kedinamisan, kebangsaan, non-sektarian, dan kesadaran yang penuh terhadap realitas kemajemukan bangsa Indonesia. Dengan semangat ini maka wajar jika partai ini selalu survive.
Dengan eksistensinya yang selalu membuat kejutan dan mendominan dalam setiap sepak terjang perpolitikan dan kenegaraan nasional membuat partai ini selalu menyita perhatian banyak orang dari berbagai kalangan. Sorotan masyarakat yang tajam terhadap partai ini tidak hanya dikanca pusat, tetapi juga di daerah. Bagi masyarakat kita, Golkar adalah partai yang diperhitungkan dan bahkan memiliki peranan penting dari setiap proses pembangunan negara ini. Golkar selalu menjadi pelaku utama dalam setiap pristiwa sejarah bangsa ini. Saking dominannya. Sehingga wajar pula banyak tuduhan publik kepada Golkar untuk mempertanggungjawabkan kegagalan dan kemrosotan yang dialami negara dan bangsa Indonesia.
Semangat Golkar yang mengedepankan moderatisme, kemajemukan dan non-sektarian menjadi kelebihannya, hal ini bisa dilihat dengan setiap sepak terjang dan sikapnya dalam kancah perpolitikan nasional menjadi keunggulan tersendiri bagi Golkar, hal ini juga sebab mengapa partai ini selalu diterima dan mendapat tempat di hati rakyat, meskipun gosip, tekanan dan pemojokan selalu bertubi mendera partai ini. Bagaimanapun sepak terjang partai itu, sejauh tidak berbelok dari kepentingan bangsa dan negara tentu publik mendukungnya. Sikap Golkar mendukung Jokowi di Pilpres nanti juga banyak dinilai pengamat sebagai langkah partai Golkar yang lebih mengedepankan kepentingan bangsa atau kepentingan misi partai diatas kepentingan pribadi.
Publik sebenarnya akan selalu menilai sejauh disitu ada kesungguhan partai dalam membangun kesejahteraan bangsa dan penguatan demokrasi maka setiap langkah partai akan mendapat dukungan dan simpati rakyat. [*]
Oleh: Wahyudi
Pengurus Yayasan Wakaf Manba’ul ‘Ulum Cirebon. Pemerhati kesejahteraan sosial dan ekonomi.