SAMPANG- koranmadura.com – Proyek pembangunan kios pasar Tambelangan yang menghabiskan anggaran dana sebesar Rp 2,4 miliar dari APBD 2016 diduga asal-asalan. Bahkan saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) rombongan Komisi II DPRD menemukan 2 kios sudah rusak.
Saat itu, anggota dewan menyaran pihak kontraktor untuk melakukan pembenahan. Namun, saran para legislatif itu tampaknya diabaikan. Hingga saat kios itu terlihat rusak pada bagian atapnya yang bocor dan cat dinding banyak mengelupas di bagian asbesnya.
Anggota Komisi II DPRD Sampang H Sahid mendesak Kejaksaan Negeri (Kejari) Sampang untuk terjun langsung ke lapangan supaya mengetahui kebenarannya dan agar menyikapinya jika diketahui ada kerugian negara. “Memang sekarang masih dalam pemeliharaan, tapi jika diketahui ada kerugian negara, maka kejaksaan harus segera mengambil sikap,” tegasnya, Jumat, 13 Januari 2017.
Tindakan itu, kata Sahid penting dilakukan untuk menjamin keselamatan penghuni kios. Kualitas pengerjaan kios pasar Tambelangan itu berpotensi membahayakan karena bisa jadi bahan-bahan yang digunakan tidak sesuai dengan RAB. “Kami tidak ingin pembangunan kios pasar itu memakan korban, akibat kualitas pengerjaan dan bahan yang digunakan tidak sesuai dengan RAB,” tandasnya.
Menanggapi hal itu, Kasi Intel Kejari Sampang Joko Suharyanto, berjanji akan menindaklanjuti dugaan pembangunan kios yang tidak sesuai RAB itu. Ia mengaku akan menelusuri apakah kerusakan tersebut karena faktor alam atau memang kesalahan dari pelaksana.
“Pengerjaannya kios itu kan sudah selesai, tapi jika memang ada temuan dan tidak sesuai RAB, maka akan kita minta untuk dibongkar total dan dibangun ulang,” tegasnya.
Selain itu, pihaknya berjanji akan melakukan penyelidikan untuk mengetahui apakah ada indikasi kerugian negara atau tidak. “Kalau memang ada indikasi korupsi akan disidik. Rencana kami akan kroscek Senin depan,” tegasnya.
Untuk diketahui, dalam proyek itu, ada 40 kios dan satu kantor yang dibangun dengan anggran sebesar Rp 2,4 miliar yang bersumber dari APBD Ta 2016. Namun beberapa diantaranya ditemukan sudah rusak meskin baru saja dibangun. (MUHLIS/BETH)
