SUMENEP, koranmadura.com – Berdasarkan hasil analisa para forecester Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) di Jawa Timur, musim penghujan di wilayah Madura, termasuk di Kabupaten Sumenep, diprediksi akan lebih panjang dari biasanya.
Pengamat Meteorologi BMKG Kalianget, Kabupaten Sumenep, Agus Arif Rahman, mengatakan, berdasarkan analisa forecester tersebut, musim kemarau di tahun 2017 diprediksi akan mundur satu dasarian, yakni 10 hari, dari biasanya.
“Untuk tahun 2017, musim kemarau diprediksi akan ada kemunduran satu dasarian atau 10 hari dari biasanya,” katanya kepada wartawan. “Kondisi ini memang tidak seperti sebelum-sebelumnya,” tambah Arif.
Normalnya peralihan musim penghujan ke musim kemarau terjadi antara akhir bulan Maret hingga pertengahan April. Tapi karena diprediksi mengalami kemunduran selama satu dasarian, kemungkinan peralihan itu masih akan terjadi antara akhir April sampai awal Mei.
“Sejauh ini memang belum ada informasi resmi dari BMKG Pusat mengenai waktu perubahan peralihan musim tahun ini. Itu hanya berdasarkan analisa dari forecester di Surabaya,” ujarnya, menegaskan.
Selebihnya, Arif juga mengatakan bahwa musim kemarau 2017 diprediksi tidak akan terjadi kemarau basah seperti musim kemarau tahun lalu. “Jadi tahun ini musim kemarau diprediksi akan normal,” pungkasnya. (FATHOL ALIF/MK)