SUMENEP, koranmadura.com – Sejak awal Agustus 2017, Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, melakukan imunisasi campak atau rubella kepada anak-anak. Imunisasi ini dilakukan di sekolah-sekolah dan puskesmas.
Berdasarkan data di Dinas Kesehatan, jumlah anak yang menjadi sasaran imunisasi ialah 211.393. Namun yang selesai baru sekitar 17 ribu anak atau 6 persen dari jumlah total.
“Sasarannya anak usia sembilan sampai 15 tahun. Sampai kemarin, per 3 Agustus yang selesai baru sekitar 6 persen. Untuk yang hari ini laporannya belum masuk,” ujar petugas Dinkes Sumenep, Imam Mutaqin.
Hari ini petugas dari Dinas Kesehatan melakukan kegiatan imunisasi di salah satu TK di wilayah Kecamatan Kota Sumenep. Pantauan di lokasi, anak-anak yang hendak diimunisasi menangis karena tak mau dilakukan imunisasi.
Imam mengungkapkan, salah satu kendala yang dihadapi pihaknya di lapangan saat akan melakukan imunisasi ialah tidak semua sekolah mau melakukan, khususnya madrasah. Kemungkinan karena terprovokasi bahwa vaksin haram.
“Tapi madrasah-madrasah yang sebelumnya menolak, sudah diadvokasi, dan akhirnya mau siswanya diimunisasi. Bahkan mau membubuhkan tanda tangan bahwa santri-santrinya mau diimunisasi,” ujarnya.
Imunisasi campak atau rubella dilakukan untuk mencegah terjadinya kecacatan kepada anak-anak. Sebab virus jenis ini memang bisa menyebabkan anak-anak cacat. Jika menjangkit wanita hamil, terutama yang masih trimester pertama, bisa menyebabkan keguguran. (FATHOL ALIF/MK)