SUMENEP, koranmadura.com – Sepakbola joget sebenarnya tidak terlalu asing bagi masyarakat, khusunya di pedesaan. Tapi bagaimana jadinya jika para pemainnya menggunakan dandanan aneh, seperti yang dilaksanakan di Rutan Kelas II B Sumenep, Selasa, 8 Agustus 2017.
Warga binaan Rutan Kelas II B Sumenep tertawa terbahak-bahak saat menyaksikan sepakbola joget yang diselenggarakan pihak Rutan dalam rangka memeriahkan hari kemerdekaan Indonesia ke-72. Mereka tampak terhibur.
Permainan sepakbola ini hanya diikuti enam pemain. Masing-masing tim terdiri dari tiga orang. Lapangan yang digunakan hanya seluas lapangan bulu tankis. Gawang yang digunakan juga berukuran mini. Sehingga tak mudah memasukkan bola ke dalamnya.
Yang membuat permainan ini menarik, karena di sela-sela pertandingan, para pemain harus berjoget setelah musik dibunyikan operator, dan kembali bertanding saat musik sudah mati.
Selain itu, para pemain tidak mengenakan kostum layaknya pemain bola. Tapi mereka memakai daster dan berdandan seperti perempuan. Bahkan ada yang berdandan layaknya wanita hamil.
“Sepakbola seperti ini seru dan menghibur,” ujar salah seorang warga binaan Rutan Kelas II B Sumenep yang juga menjadi salah satu pemain sepakbola joget, Kadarisman.
Salah satu kesulitan permaian sepakbola joget ini, menurut dia karena kondisi lapangan licin. Sehingga harus berhati-hati agar tak sampai jatuh.
Kapala Rutan Kelas II B Sumenep, Ketut Akbar Harry Akhjar mengatakan, lomba sepakbola joget itu dalam rangka memeriahkan Hari Kemerdekaan RI ke-72. Selain lomba tersebut, menurut dia masih ada beberapa jenis lomba lain, seperti lomba catur dan adzan.
“Tujuannya, selain memang dalam rangka hari kemerdekaan, agar warga binaan di sini terhibur. Agar mereka tidak jenuh dan memikirkan hal-hal yang tidak diinginkan,” ujar Akbar. FATHOL ALIF