SUMENEP, koranmadura.com – Proyek “sunscreen” senilai Rp1,5 miliar yang terletak di pusat Kota Sumenep, Madura, Jawa Timur dirombak. Padahal, proyek tersebut baru dibangun tahun 2016 lalu.
Pantauan koranmadura.com, hampir setiap hari pekerja melakukan pembongkaran lapisan yang katanya motif batik Madura dan berbahan plat besi. Satu titik dari empat penjuru sudah selesai.
Setelah dirombak, kontruksi berupa tiang besar berbahan besi itu tampak kokoh. Namun tidak lagi menunjukkan keindahan karena bahan yang menempel dengan warna kuning telah tiada.
Tidak hanya itu, jam digital yang ada di bagian tengah tugu di pusat Kota Sumekar juga dicopot.
Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Cipta Karya, Sumenep, Moh. Jakfar mengatakan, perombakan itu dilakukan bukan karena ada kerusakan, melainkan bagian dari perawatan untuk mempercantik suasana.
“Sunscreen itu bukan diperbaiki, itu mau dicat,” katanya, Jumat, 18 Oktober 2019.
Menurut Jakfar, lapisan yang awalnya warna kuning itu nanti akan dicat dengan motif batik. Harapannya agar lebih mempercantik kota dan memberikan nuansa baru. Apalagi Sumenep memiliki banyak pengrajin batik yang juga harus ditampilkan. “Sumenep juga punya pengrajin batik selain keris, nah itu akan ditampilkan disitu,” jelasnya.
Pengecatan itu ditargetkan selesai akhir Desember 2019. “Semuanya, empat sudut, kalau cuma satu (yang dicat) pincang, harus empat-empatnya,” kata Jakfar, tanpa menyebut anggaran sekaligus penanggungjawab yang mengecat itu.
Untuk diketahui, proyek “sunscreen” yang berupa konstruksi besi dan plat besi didesain bisa memantulkan bayangan atau gambar bermotif batik khas Pulau Madura. Mega proyek tersebut dibangun dengan dibiayai melalui APBD Sumenep 2016 senilai Rp1,5 miliar lebih.
Selain upaya mempercantik kota, gambar hasil pantulan dari proyek “sunscreen” itu sengaja bermotif batik sebagai bagian dari menjaga sekaligus mengingatkan warga atas warisan budaya tak benda Indonesia yang telah diakui PBB (UNESCO). (JUNAIDI/SOE/DIK)