KORANMADURA.com – Ardio Wilian Oktaviano alias Dio (12) diduga kuat dibunuh oleh seseorang lalu mayatnya dibuang di bawah jembatan Desa/Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto. Selama ini, bocah kelas IV Sekolah Dasar (SD) itu tinggal bersama neneknya karena kedua orang tuanya telah bercerai.
Suasana duka masih menyelimuti keluarga Miskah (55), warga Dusun Ketemas, Desa Ketemasdungus, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto. Perempuan yang sehari-hari bekerja di pabrik kacang ini baru saja kehilangan Dio, cucu pertamanya.
Miskah tak kuat menahan air mata saat menunjukkan foto semasa hidup Dio. Yaitu sosok Dio yang diedit memakai seragam militer. Menurut Miskah, foto ini diambil saat bocah kelahiran 10 Oktober 2007 itu duduk di bangku Taman Kanak-kanak (TK).
“Dio ikut saya sejak usianya dua tahun karena ditinggal ibunya bekerja di Batam. Sebelumnya dirawat ibu saya (nenek buyut Dio). Karena ibu saya meninggal, saya rawat di sini,” kata Miskah kepada wartawan di rumahnya, Sabtu (1/2/2020).
Dio merupakan anak tunggal pasangan Iwan (35) dan Siti Asiyah (35). Mereka bercerai saat Dio masih kecil. Iwan saat ini tinggal di Dlanggu, Mojokerto. Dia bekerja sebagai petani dan penggali pasir.
Sementara Siti telah menikah lagi dengan pria asal Blitar. Dari pernikahannya itu, dia mempunyai 2 anak. Saat pulang dari Batam, dia menjenguk Dio yang tinggal bersama ibunya.
Miskah menuturkan Dio terakhir kali bertemu Siti saat dia mengajaknya berkunjung ke Blitar pada 16 Januari 2020. Kebetulan saat itu Siti pulang dari bekerja di Batam. Dua hari setelahnya, Siti kembali ke tempat kerjanya.
“Ibunya sudah diberi tahu (kalau Dio meninggal), tapi baru balik bekerja di Batam 18 Januari sehingga belum bisa datang,” ujarnya.
Di mata Miskah, Dio merupakan bocah yang cekatan, ceria dan taat. Cucu pertamanya itu juga tidak pernah bertengkar dengan teman sepermainannya. Rata-rata usia teman-temannya lebih muda sekitar 2 tahun.
“Seharusnya Dio kelas 6, tapi tidak naik kelas dua tahun. Sekarang kelas empat di SDN Ketemasdungus,” terangnya.
Jenazah Dio telah dimakamkan oleh keluarganya pada Jumat (31/1) dini hari. Itu setelah jenazahnya diautopsi di RS Bhayangkara Surabaya pada Kamis (30/1). Miskah berharap pelaku yang tega menghabisi nyawa cucunya itu segera diringkus polisi.
“Semoga segera ditangkap, kami tidak terima karena Dio tidak salah apa-apa,” tandasnya.
Dio ditemukan tewas oleh pengguna jalan pada Kamis (30/1) sekitar pukul 06.00 WIB. Korban tengkurap di dasar sungai yang sedang dangkal. Separuh kepala bocah kelas IV SDN Ketemasdungus ini menancap di lumpur.
Tubuh bocah yang usianya belum genap 13 tahun itu ditemukan sekitar 5 meter di bawah jembatan Desa/Kecamatan Kemlagi. Jembatan ini berada di jalan tengah hutan yang menghubungkan Mojokerto dengan Lamongan.
Saat ditemukan, jasad Dio sudah kaku. Korban masih memakai baju koko warna gelap dan celana pendek motif polkadot warna abu-abu gelap. Polisi menyatakan Dio diduga kuat menjadi korban pembunuhan. Pasalnya, terdapat sejumlah luka di kepala belakang dan wajah korban. (dETIK.com/SOE/VEM)