PAMEKASAN, koranmadura.com – Data pedagang kaki lima (PKL) terdampak Covid-19 yang mencapai angka 1.823 diragukan oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Fathorrohman.
Menurutnya, pendataan PKL untuk bantuan tersebut dinilai dilakukan secara asal-asalan. “Kata siapa PKL di Arek lancor itu terdampak, buktinya PKL yang ada di sana pindah ke pintu gerbang, ke utara sampai ke pom bensin,” kata Ketua DPRD Pamekasan Fathorrohman, Kamis, 7 Mei 2020 tanpa menjelaskan lebih detail keraguannya terkait data PKL tersebut.
Seharusnya, lanjut Fathor, panggilan akrab Fathorrohman, pendataan dilakukan secara valid. Fathor mengaku kurang yakin, jumlah PKL terdampak Covid mencapai ribuan.
“Jadi saya tidak percaya dengan data pedagang kota di Pamekasan yang capai 1.823 orang, saya yakin bukan terdampak semua, saya tidak percaya dengan angka yang itu, jangan asal gitu,” tegasnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Pamekasan, Rajae mengatakan jumlah PKL hasil pendataan di 13 Kecamatan teresebut mencapai 1.823 orang. “Data PKL yang terhimpun sebanyak 1823. Kalau sebagian tidak tercover berarti ini human error saja,” katanya.
Bantuan kepada PKL itu, lanjut Rajae akan berlangsung selama tiga bulan, yaitu dari April sampai Juni. “Bantuan ini kita anggarkan tiga bulan, kalau ini berakhir kita akan hentikan, kalau tidak, tetap berlanjut,” paparnya. (SUDUR/SOE/DIK)