SAMPANG, koranmadura.com – Meski tanpa dipungut biaya, antusias warga untuk mengikuti kegiatan tes cepat (rapid test) yang digelar oleh PT Pelindo III yang bekerjasama dengan pemkab Sampang, Madura, Jawa Timur, di area Pelabuhan Tanglok, Kelurahan Banyuanyar, Kecamatan setempat, masih tergolong minim.
Pasalnya masyarakat masih merasa was-was dan ragu untuk melakukan rapid tes lantaran wabah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) masih dianggap penyakit aib sehingga enggan melakukan tes kesehatan di awal untuk pendeteksian wabah virus dari Wuhan, China itu,
“Di Sampang kami agendakan 500 alat rapid test. Ada 300 alat rapid test bagi warga yang hendak memeriksakan diri secara gratis dan sisanya 200 alat kami serahkan ke dinas kesehatan setempat agar nantinya bisa melakukan tes sesuai hasil tracing yang dilakukan dinas,” ujar Tim Pelaksana Kegiatan Rapid Tes Pelindo III, Erik Amri saat ditemui di tengah-tengah pelaksaan rapid test di Pelabuhan Tanglok, Kelurahan Banyuanyar, Kamis, 11 Juni 2020.
Soal antusias warga, Erik Amri menyatakan, sementara ini sudah ada 200 lebih warga yang sudah melakukan rapid test. Namun begitu, sejak pagi diakuinya antusiasme warga mengikuti kegiatan rapid test masih minim lantaran masih takut.
“Masyarakat di sini masih merasa jika hasilnya reaktif ketika rapid kemudian dianggap aib dan dikucilkan. Padahal penyakit Covid-19 ini tidak demikian dan masyarakat apabila ada yang terjangkit ya tidak boleh dikucilkan, tapi kita semua harus waspada. Dan sejak pagi, memang masyarakat kurang antusias karena banyak yang takut,” jelasnya.
Oleh karena itu itu, pihaknya mengkoordinasikan ke Dishub dan Dinkes agar rapid test tak hanya dilakukan di pelabuhan, tetapi juga di pemukiman warga sekitar.
“Makanya kami koordinasi dengan Dishub dan Dinkes sehingga menyasar ke pemukiman warga sekitar pelabuhan. Sehingga selain rapid untuk penumpang kapal di pelabuhan, rapid ini juga untuk warga sekitar. Dan kami pun tidak bisa memaksakan kehendak masyarakat Sampang untuk rapid. Tapi setidaknya kami bisa membantu mentracing di daerah sini,” lanut Erik, sapaan akrabnya.
Menurut Erik, hasil rapid test nantinya akan diserahkan kepada Dinas Kesehatan setempat supaya bisa ditindaklanjuti bagi masyarakat yang diketahui reaktif.
“Hasil dari rapid seluruhnya masih belum diakumulasi, tapi yang jelas ada hasil rapid yang menunjukan reaktif. Kalau totalnya nanti kalau sudah selesai direkap,” akunya.
Sementara kata Erik, sasaran rapid tes untuk warga tersebut dilakukan di area kerja pelindo III, seperti Jawa tengah, Jawa Timur, Bali Nusa, Kupang hingga Kalimantan Selatan dengam target keseluruhan sebanyak 50 ribu rapid test untuk masyarakat dan pemerintah daerah guna membantu mentracing area dan daerah sebaran Covid-19.
Di tempat yang sama, Fatimah (50), warga asal Kampung Lehu, Jalan P. Diponegoro, Kelurahan Banyuanyar, mengaku dirinya ikut rapid test karena diajak tetangganya. Dirinya mengaku banyak masyarakat yang masih merasa takut. Hanya saja dirinya memeriksakan diri untuk memastikan kondisi kesehatannya.
“Sejauh ini kondisi saya tidak ada keluhan. Dan saya ke sini diajak tetangga. Bahkan saya disuruh anak saya untuk ikut rapid,” akunya.
Terpisah, Plt Dinas Kesehatan (Dinkes) Sampang, Agus Mulyadi menyatakan, sejauh ini masih belum menerima data dari total hasil rapid test yang dilakukan pihak PT Pelindo III. Namun demikian, pihaknya masih akan melihat kondisi warga yang bersangkutan apakah masuk dalam kategori Orang Tanpa Gejala (OTG) atau pun mempunyai keluhan.
“Kalau warga yang dimaksud ada keluhan, nanti kami swab. Kalau tidak ada keluhan atau OTG, nanti kami pantau dan dilakukan isolasi mandiri selama 14 ke depan. Nanti juga kami minta data-datanya ke Puskesmas. Nah sekarang ini, swabnya kan overload, makanya diambil yang prioritas,” jelasnya. (Muhlis/SOE/DIK)