BANGKALAN, koranmadura.com – Tim Kedokteran Hewan dari Universitas Airlangga, Surabaya dan Flying Vet Indonesia terus dalami penyebab puluhan paus terdampar hingga mati di pesisir pantai Desa Patereman, Kecamatan Modung, Bangkalan, Madura, Jawa Timur.
Untuk mengetahui penyebabnya itu, tim kedokteran hewan mengambil empat sampel di bagian tubuh paus jenis pilot. Diantaranya, sonar kepala, telinga, organ jantung dan alat kelamin pada bagian tubuh paus.
Baca: Beberapa Bangkai Paus di Perairan Modung Hilang, 47 Ekor Dikubur di Tiga Lokasi Berbeda
Sebelum Dikubur, Gas dalam Tubuh Bangkai Paus Terdampar di Modung Dikeluarkan
Dua dari Tiga Paus yang Sempat Dibawa ke Tengah Laut Balik Lagi, Total 51 Ekor Mati
Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Wilayah II Provinsi Jatim, kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, RM Wiwied Widodo memyampaikan, empat sampel yang sudah diambil itu langsung di bawa ke laboratorium Universitas Airlangga.
“Nanti dokter hewan yang melakukan pemeriksaan penyebab rombongan paus terdampar di pesisir pantai,” katanya, Sabtu 20 Februari 2021.
Sampel diambil dari 3 ekor paus dan akan menentukan berapa yang akan dinekropsi. Diperkirakan, kata dia, tim kedokteran hewan membutuhkan satu bulan untuk mengetahui hasil pemeriksaan tersebut.
“Kemungkinan tercepat 1 bulan, nanti kami sampaikan info lebih lanjut,” katanya.
Setelah dilakukan pengambilan sampel, tercatat sebanyak 47 dari 52 ekor paus dikubur dengan kedalaman 7 meter di sekitar pantai Desa Patereman. Sedangkan 4 paus yang lain masih hilang karena terseret arus dan 1 lagi masih tersematkan.
Namun jika hasil pemeriksaan dengan cara dinekropsi tidak menemukan buah hasil, makan dilanjutkan pada tahap penelitian investigasi. Terkait mekanismenya seperti apa, kata dia masih menunggu tim kedokteran hewan yang bertanggungjawab.
“Kami mohon bantuan kepada Polri dan TNI nanti, jika dibutuhkan penelitian investigasi,” katanya. (MAHMUD/ROS/VEM)