
PAMEKASAN, koranmadura.com – Penolakan mutasi kepala sekolah (Kasek), yang terjadi di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Nyalabuh Daja II Pamekasan, pada Jumat (12/6) lalu, ditanggapi Bupati Pamekasan, Achmad Syafii. Bupati menyatakan akan kembali mempertimbangkan mutasi yang dilakukannya tersebut.
Hal itu menyusul aksi protes wali murid dan komite sekolah terhadap kepindahan kasek Moh Simbang dari sekolah tersebut, yang posisinya diganti oleh Dhurrayyah. Bahkan, dalam aksi itu seluruh ruang kelas disegel menggunakan bambu dan kayu.
Menurut Bupati Pamekasan, mutasi yang dilakukan sudah sesuai dengan aturan yang berlaku. Sehingga pihaknya akan mencari tahu alasan yang sebenarnya atas penolakan yang dilakukan siswa, wali siswa, dan guru-guru di sekolah tersebut.
Mutasi itu berdasar pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) nomor 28 tahun 2010. Guru dapat diberikan tambahan tugas sebagai kasek jika sesuai persyaratan tertentu. Sehingga kasek adalah tugas tambahan yang ada jangka waktu dan dinilai kinerjanya.
“Tentu kita pertimbangkan. Selama itu tidak menabrak aturan kenapa harus ditolak. Mutasi itu untuk mengisi kekosongan karena ada kasek sudah purna tugas, juga untuk kelancaran pelaksanaan tugas. Termasuk untuk menyegerakan pelaksanaan program kerja sekolah masing-masing,” kata Bupati Syafii.
Tuntutan dalam aksi Jumat (12/6) lalu itu, mereka meminta kepada pemerintah Pamekasan, untuk dapat membatalkan mutasi kepala sekolahnya, Moh Simbang, yang dipindahtugaskan sebagai kasek di SDN Kolpajung I Pamekasan.
Komite SDN Nyalabuh Daja II Pamekasan, Masit mengatakan keinginan wali siswa, siswa, dan guru-guru untuk mempertahankan kasek Moh Simbang bukan tanpa alasan. Selama 2 tahun dipimpin Moh Simbang, SDN Nyalabuh Daja II banyak mengalami perubahan dan menorehkan sejumlah prestasi.
Bahkan, munurutnya, Moh Simabang dikenal pribadi yang baik dan dicintai masyarakat sekitar sekolah. Sehingga tidak heran saat Moh Simbang dipindah dari sekolah tersebut mendapat penolakan dari sejumlah pihak, sebab sebagai wali siswa ingin anaknya mendapat pendidikan yang terbaik.
“Kami seluruh wali murid, guru, dan siswa menolak Pak Simbang dipindah atau dimutasi. Makanya kami segel seluruh kelas. Pak Simbang kepala sekolah yang baik. Banyak memberikan prestasi bagi sekolah dan siswa. Sehingga hal ini yang membuat kami menolak mutasinya,” kata Masit.
(ALI SYAHRONI/RAH)