Istirah, Aku Lelah
kalaulah hari-hari tak bernama
minggu hingga sabtu
aku akan kembali ke masa lalu
mematikan lampu
mengunci pintu
pada sebuah tempat tak bernama
akhirnya
tempat tak bernama dengan pintu terkunci
tanpa cahaya sama sekali
aku di sana menghitung sepi
mengeja sunyi
tanpa jalan lurus
yang memanjang ke depan
hanya pada wajah-wajah tirus
aku jaringkan kenangan demi kenangan
kutub, 2015
Perihal Bumi
dan bumi bukan semata tempat hujan jatuh
daun gugur dan jejak langkah rapuh
ada juga tatanan batu-batu kuil
desir pasir dan hamparan kerikil
ada kematian
kematian ada di bumi
ada penganiayaan
penganiayaan ada di bumi
ada haus ada lapar
ada kehausan ada kelaparan
hanya, bumi tak selalu cerita
perihal kesakitannya
kutub, 2015
Selepas Senja Pergi
selepas senja pergi
dari dadamu yang riuh taburkan doa-doa
aku telah tandai kepulangan-kepulangan itu
dan ke mana ia menetapkan diri
tahun-tahun gugur bagai daun
di sini, di kota yang luka ini
persemayaman yang baik hanya ada dua bagimu
: tanah gersang atau reruntuhan batu-batu
waktu-waktu berjalan iring-iringan
di sini, di ambang pintu kematian
berlari cepat serasa kuda pedati
dan kau, adakah akan lebih tak peduli
: dengan pergi atau kematian ini
selepas senja pergi
kau lagi tiada arti
Maret, 2015
Daruz Armedian, Santri Pondok Pesantren Hasyim Asyari, lahir di Tuban dan bergiat di Lesehan Sastra Kutub Yogyakarta, Jejak Imaji, serta Institut Sastra Sunnatunnur. Email: armediandaruz@gmail.com