
Penulis : Ian Sancin
Penerbit : Serambi
Tahun Terbit : Cetakan 1, Juli 2015
Jumlah Halaman : 502 halaman
ISBN : 978-602-290-048-1
Novel Arai (Serambi, 2015) karya Ian Sancin ini salah satu dari sekian banyak novel yang berlatar sejarah kerejaan. Jamak di setiap kisah kerejaan selalu dipenuhi dengan peperangan, sengketa kekuasaan, intrik, juga percintaan. Semua itu juga terangkum cermat dalam novel ini. Perbedaan mencolok novel ini dari kebanyakan adalah perseteruannya setiap tokoh dengan dunia ghaib.
Kerajaan Balok Belitong menjadi latar novel Arai. Kerajaan kecil ujung barat pulau Sumatra. Walau tergolong kerajaan kecil dibandingkan dengan Mataram, namun letak strategisnya yang berada di pelayaran penting (poros maritim dunia) pada abad 18, juga armada laut yang ditakuti para perompak VOC. Menjadikan Kerajaan Balok di segani.
Dikisahkan pengeran Gara Siasip, putra mahkota Kerajaan Belitong menjalin cinta dengan Alina Guan, dara keturunan Cina dari Pulau Tumasik, Johor, Singa Pura. Siasip jatuh hati saat Alina Guan berkunjung kedua kalinya ke Belitong. Belakangan diketahui kunjungan Alina Guan ke Belitong tidak hanya keperluan dagang, namun juga penyerahan warisan kerajaan Balok Belitong.
Hubungan Siasip dengan Alina Guan menjadi gunjingan orang istana Belitong, gunjingan menjadi tidak biasa karena mereka beda usia, juga beda kepercayaan dan adat. Menjadi contoh terhina pada tradisi melayu yang mencintai perempuan lebih tua (hal 54). Namun cinta Siasip mengalahkan semua anggapan tersebut.
Kisah cinta Siasip dengan Alina Guan membutuhkan kesabaran ekstra. Saat Siasip berusaha mendapatkan Alina Guan membutuhkan banyak perjuangan. Cinta mereka terjalin dengan sengketa kerajaan Belitong. Sengketa dimulai saat sepeninggal Ki Mending, raja sah Belitong, kepemimpinan raja kosong, karena saat bersamaan, Ki Agus Gending, ramonda Siasip. Pewaris utama kerajaan sedang berkunjung ke Mataram, untuk tugas kerajaan. Sementara waktu pimpinan kerajaan dipegang oleh Ki Agus Bustam, adik Ki Agus Mending, paman dari Siasip.
Di tengah keterpimpinan Ki Agus Bustam inilah, secara pribadi dia meminta pada Siasip mengabulkan keinginan putranya, Ki Agus Abudin meminang Alina Guan untuk dijadikan Istri. Aroma penyalah gunaan kekuasaan mulai terasa. Belum lagi, pemaksaan penyerahan warisan Kerajaan Belitong yang dibawa oleh Alina Guan kepada Ki Agus Bustam. Konflik batin dialami oleh Siasip.
Ketidak relaan Siasip terhadap Alina Guan dilamar oleh Ki Agus Abudin, mendorong Siasip mempercepat rencananya dengan Alian Guan pergi ke Batu Baginde, tempat yang memungkinkan mereka bisa bertemu dengan Yin Galema, sosok mistik cinta sejati mendiang Ki Mending, kakek Siasip.
Cerita tentang Yin Galema, Siasip peroleh dari kakeknya, mendiang Ki Mending. Kedekatannya dengan Ki Mending menjadikannya banyak mendapati rahasia hidup Ki Mending, termasuk tentang kisah rahasia cinta Ki Mending dengan Putri Yin Galema, putri Cina yang tidak lagi di dunia manusia. Namun, semasa hidupnya, Ki Mending kadang mengunjungi Yin Galema. Alina Guan pun sama, mengenal sosok Yin Galema dari cerita kakeknya, Sam Guan, saudagar yang selalu berhubungan baik dengan mendiang Ki Mending. Siasip dan Alina Guan memiliki alasan yang sama menemui Yin Gelema, yaitu menyampaikan pesan mendiang kakek mereka masing-masing.
Novel Arai mengisahkan Kerajaan Belitong dari sudut berbeda dengan budaya masyarakatnya yang khas, ulet, menyukai budaya bertutur, hingga kegigihan. Walau bukan topik utama, sisi mistik dalam novel ini sangat kentara pada setiap rangkaian cerita. Novel ini tergolong komplit, tekanan-tekanan konflik, intrik, hingga kisah cinta mampu diramu sempurna. Keluwesan Ian Sancin dalam bertutur menjadikan cerita ini menarik dinikmati. [*]
Oleh: Khairul Amin
Mahasiswa Jurusan Agroteknologi Universitas Muhammadiyah Malang