
Penulis : Ziggy Zesyazeoviennazabrizkie
Penerbit : Pastel Books, Bandung
Cetakan : Pertama, September 2015
Tebal : 252 Halaman
Setiap anak pasti ingin lahir ke dunia dengan sempurna. Tak ada cacat, baik fisik maupun mental. Begitu juga seorang calon ibu. Ia tak pernah menginginkan anak yang dikandungnya lahir dengan cacat. Memiliki anak yang normal adalah impian semua calon ibu. Namun, manusia hanya bisa berharap dan berdoa. Tuhan lah yang menentukan segalanya.
Demikianlah yang terjadi pada Elphira, tokoh utama novel White Wedding karya Ziggy Zesyazeoviennazabrizkie. Anak itu terlahir dengan albino. Dari ujung kepala hingga ujung kaki, semuanya putih. Kadang-kadang, Elphira menganggap dirinya hantu. Dia akan meringis ngeri setiap melihat pantulan dirinya dalam cermin. Kulitnya akan terbakar jika sinar matahari menyentuhnya. Sejak itulah dia memutuskan untuk membenci warna putih.
Sementara, ibu Elphira sangat shok begitu mengetahui anaknya terlahir albino. Ia depresi dan harus dirawat di rumah sakit jiwa. Makanya, sejak kecil, hingga Elphira berumur sebelas tahun, ibunya tak pernah merasakan bagaimana mengasuh dan menjadi seorang ibu. Elphira diasuh nenek dan ayahnya.
Ayah begitu sayang pada Elphira, sehingga ia tak pernah memaksa anaknya untuk bersekolah sebagaimana anak-anak seusianya. Ayahnya tahu jika Elphira keluar akan kepanasan, karena seorang albino memang tidak kuat pada sinar matahari. Selain itu, teman-teman Elphira juga akan mengejek dan mengatakan kalau Elphira adalah hantu yang mengerikan.
Akhirnya, Elphira menjalani kegiatan di rumah saja. Selain ikut kursus merajut bersama nenek Rita dan Esme, dia juga belajar privat pada Sierra, anak laki-laki yang baik hati. Dia belajar biologi, fisika, dan astronomi atau ilmu perbintangan. Sierra adalah anak yang cerdas. Elphira betah belajar bersamanya. Selain itu, Sierra tak pernah menganggap Elphira berbeda. Sierra jugalah yang mengajak Elphira mencintai warna putih, meskipun sejak dulu Elphira memang benci setengah mati pada warna putih. Menurut Sierra, putih adalah warna kebahagiaan, kesucian, dan keabadian (hlm. 22).
White Wedding adalah salah satu novel karya Ziggy selain Di Tanah Lada, novelnya yang berhasil keluar sebagai pemenang kedua Sayembara Novel DKJ 2014. Novel ini terbilang unik karena berkisah tentang perjuangan seorang anak yang terlahir albino. Gaya tuturnya pun terkesan polos karena menggunakan logika anak, sebagaimana dalam novel Di Tanah Lada. Dalam novel ini, Ziggy mengajak pembaca untuk memahami dan menghargai sebuah perbedaan. Bahwa seorang anak yang terlahir sebagai albino bukanlah kutukan, melainkan takdir yang telah digariskan Sang Pencipta. Bahwa Tuhan memiliki rahasia di balik kelahiran seorang anak yang terlahir albino. [*]
Oleh: Untung Wahyudi,
Alumnus IAIN Sunan Ampel, Surabaya