LOMBOK, Koranmadura.com – Ulama karismatik Nahdlatul Ulama di Lombok, Nusa Tenggara Barat, TGH Turmudzi Badarudin mendukung dan mendoakan Ketua DPR Puan Maharani agar memperoleh kepercayaan rakyat dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024 nanti.
Puan Maharani didoakannya mendapat ridha Allah SWT untuk menjadi Presiden Republik Indonesia pada kontestasi 2024 nanti. Tuan Guru Turmudzi juga memberikan sebuah hadiah sebuah kerudung berwarna merah yang ia kalungkan langsung ke Puan.
Sebelum memberikan doa dan dukungan untuk maju pada Pilpres 2024, Puan Maharani yang didampingi Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah berdialog cukup panjang dengan TGH Turmudzi Badarudin. Mereka berbicara banyak hal.
Salah satunya adalah keputusan tentang diperbolehkannya seorang perempuan menjadi pemimpin, termasuk presiden. Sebab isu perempuan menjadi presiden sempat dipermasalahkan beberapa tahun silam.
“Pondok Pesantren Qomarul Huda Bagu ini memiliki sejarah besar dalam moderasi Islam dan demokrasi Indonesia. Di tempat inilah dulu pernah digelar Musyawarah Nasional Alim Ulama Nahdlatul Ulama di Nusa Tenggara Barat (NTB) pada 17-20 November 1997. Salah satu rekomendasi Munas tersebut adalah tentang kedudukan perempuan dalam Islam,” kata Puan Maharani.
Setelah bertemu Tuan Guru Turmudzi, Puan Maharani lalu menemui para santri Ponpes Qomarul Huda Bagu. Kehadiran Puan Maharani disambtu hangat para santri.
Kepada Puan Maharani, para santri menyampaikan aspirasinya untuk bisa memiliki perpustakaan sebagai fasilitas sekolah dan kampus di Ponpes Qomarul Huda Bagu. Puan siap mengawal harapan para santri tersebut.
“Presiden Jokowi melalui Kepres Nomor 22 tahun 2015 telah menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai hari Santri. Sebagai Presiden dari PDI Perjuangan telah membuktikan pengakuannya terhadap peran santri dalam perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia,” ungkap Ketua DPP PDI Perjuangan itu.
Puan Maharani menambahkan, “Pengakuan negara terhadap peran santri itu harus dibuktikan dengan kerja-kerja nyata kaum santri utamanya dalam menjaga Negara Pancasila dari berbagai rongrongan yang ingin mengganti Pancasila dengan ideologi lain.” (Carol)